Home » , , , » SEBUAH RENUNGAN

SEBUAH RENUNGAN

Written By Administrator on Senin, 19 Januari 2009 | 05.20


Sedekah VS Belanja


Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar biladibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bilakita bawa ke supermarket. Jujur saja, kalimat inibegitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri).Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisikotak amal di masjid dengan uangrecehan. Makanya, kalopas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderetrapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyinyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras(apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebihkeras bunyi gemerincingnya)
Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atauseribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggakboleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas,insya Allah dapet pahala juga dong. Begitu punsebaliknya, meski yang dimasukkin pecahan lima puluhribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan?
Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya. Terlepas darinilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya,betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah.Padahal itu buat kita juga amalannya disisi Allah.Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanjadi mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masihkurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian.
Astaghfirullah…Semoga kita, bisa seperti Abdurrahmanbin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggaksayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untukurusan dijalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).


Ngaji VS Nonton Sepakbola


Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerinpengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuknonton pertandingan sepakbola Yap, memang kadang lucuabis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kitabaru lima menit berlalu aja mata kita udahmerem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45menit, wah jarang-jarang deh yang bias bertahan denganpenuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepadanara sumber pengajian. Tapi kalo kita nontonpertandingan sepakbola ditelevisi, waktu “setengahmain” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis olehaksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kitapun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalusingkat banget. Lucu ya? ***


Doa VS Ngobrol


Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untukdipanjatkan saat berdoa kepada Allah SWT, tapi betapamudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dankata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir. Hmm…abis shalat aja, kadang banyak di antara kita yangburu-buru pulang dari masjid atau mushala. Berdoaseperlunya dan mungkin doanya monoton alias yangdiucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?). Okelah,mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begituselesai shalat berjamaah, berdoa sebentar dan keluardari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoasunnah hukumnya. Cuma, di sini kita sedikit ajamerenung dan evaluasi diri : “Apa iya kalo kita berdoameminta kepada Allah begitu singkatnya? Begituburu-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalamberdoa untuk ‘memikat’ Allah SWT?” Emang iya sih,Allah Maha Tahu apa yang diinginkan hambaNya dalamberdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong samaorang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak? Tapilucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, ada bebandan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu jugatuh. ***


Sepakbola VS Shalat


Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktudipertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapabosannya kita bila imam shalat tarawih bulan Ramadhankelamaan bacaannya. Eh, jujur aja nih, terutama kalononton sepakbola dipertandingan final. Kalo hasilnyaseri di waktu normal, maka diadakan perpanjanganwaktu. Nah, banyak di antara kita yang betahmenikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaahdi kafe. Dijamin seru abis. Tapi, kalo bacaan ayatdari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja,kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talaktiga’ untuk nggak shalat di masjid itu lagi kaloimamnya orang tersebut. Walah? Itu sebabnya, masjid ormushala yang melaksanakan shalat tarawih berjamaahdengan imam shalatnya yang biasa ngebut dengankecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludakjamaahnya. Ckckck.. betapa banyak dari kita yangpengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah. ***


Baca al-Qur’an VS Baca Novel


Lucu ya, susah banget baca al-Qur’an 1 juz saja, tapibaca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalapdalam sekejap dan kita merasa enjoy. Hihihi.. iya jugaya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernahbaca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita”dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam.Dan itu harus ngorbanin baca Fessenden & Fessendenyang nulis Kimia Organik. Padahal besoknya mo ujiankimia. Baca al-Qur’an? Hmm.. satu halaman kayaknyaudah merasa “beruntung” deh. Ckckck… kenapa ya? Lucusekaligus sedih kalo mengenang ini. Rahasianya apa?Mungkin kalo bacaan al-Qur’an cepet bosen karena nggakngerti artinya. Mungkin juga. Eh, tapi ada juga temanyang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasaInggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sihkhusnudzan saja, mungkin juga baca al-Qur’an pun doisanggup berjam-jam dan berjuz-juz. Tapi umumnya, kitasuka cepet bosen kan baca al-Qur’an lama-lama? Lebihsregep baca novel, baca komik, atau lainnya.Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja bacanovel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kitalebih susah dan lebih banyak malasnya untuk bacaal-Qur’an ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak?***

Konser Musik VS Shalat Jum’at


Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempatdi barisan paling depan ketika nonton konser musik,tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalatJum’at agar bisa cepat keluar.Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyakorang rebutan untuk mendapatkan ’shaf’ terdepan biarbisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya,syukur-syukur kalo sampe bisa salaman. Kalo pun harusbayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duituntuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi passhalat Jum’at mah, nyari tempat dishaf paling belakangbiar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding ortiang untuk nyender. Lucu ya? ***


Dakwah VS Gossip


Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalamdakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalammenyebar gossip. Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnyasetengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah denganalasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu.Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yangngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih danikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya? Padahal,tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalodakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip?Selain dibenci orang, juga dibenci Allah SWT.Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yanghobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semogamenjadi renungan…


Media Massa VS al-Qur’an


Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yangdisampaikan media massa, tapi kita seringmempertanyakan apa yang disampaikan al-Qur’an. Jujursaja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatanuntuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dansebagainya. Banyak dari kita yang percaya begitu sajadengan apa yang disampaikan media massa. Kasuspeledakkan bom di London awal Juli lalu, media massahampir di seluruh dunia langsung “menuding” Islam dankaum muslimin berada di balik serangan tersebut.Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudianterprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepadaIslam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh? Tapikita, kaum muslimin, ada juga yang masihmempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Qur’an.Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demikeuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang.Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah SWTsudah menjamin bahwa al-Qur’an itu “laaroibafiihi”alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cumaitu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya) :“Petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” Yap, al-Qur’anitu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagimereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harusmempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalamal-Qur’an? Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebihpercaya kepada media massa (bahkan ada yang sampenggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarangisinya berupa ‘kabar burung’ dan juga informasi yangsesat dan menyesatkan. ***
Surga Pengen, Beramal Ogah
Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm..ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib.Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita ajamasih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggakketerima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagiseharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah(atau sedikit) beramal baik.Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengenmasuk surga, tapi diminta untuk shalat aja susahnyasetengah mati. Banyak juga di antara kita yang pengendapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat dan patuhsama ajarannya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepindapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usiaproduktif.
Lucu dan aneh banget kan? Pengen masuk surga tapitanpa beriman dan tanpa beramal shaleh, kira-kiramungkin nggak? Mimpi kaliye! Ini sedikit renungan ajabuat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalamhidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untukmelakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakanwaktu kita. Kita bisa berbuat lebih banyak. Karenakita nggak pernah tahu kapan kita dijemput olehMalaikat Ijrail untuk menghadap Allah SWT danmempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama didunia.
Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kitamengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhiratkelak. Rasulullah SAW telah bersabda : “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nantiakan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malamyang gelap gulita. Betapa bakal terjadi seseorangyangdi pagi hari dalam keadaan beriman, di soreharinya ia menjadi kafir. Dan seseorang yang di waktusore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Iamenjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR. Bukharidan Muslim). Semoga kita semua dimudahkan oleh AllahTa’ala untuk melakukan amalan yang baik sesuai ajaranIslam. Ditanamkan dalam hati kita untuk gampangmenerima kebenaran dan mengamalkannya. Semoga. -




KISAH SI PEMALAS DENGAN ABU HANIFAH

Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."
Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik saja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi wang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi wang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."
Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kelmarin,sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi wang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik saja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.
Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."
Sebaik saja dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu.
Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita tersadai di tepi jalan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Ku-Cinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger