Home » , , » Realitas Dunia Maya, Tak Bisa Dipisahkan dengan Dunia Nyata

Realitas Dunia Maya, Tak Bisa Dipisahkan dengan Dunia Nyata

Written By Administrator on Sabtu, 20 Februari 2010 | 20.45

Masyarakat menganggap bahwa virtual reality sebagai bahan pelarian sehingga penggunaannya sering disalahgunakan

Hidayatullah.com--Selama ini banyak orang yang merasa aman menggunakan internet, dengan menyembunyikan identitas aslinya. Posisi internet yang memungkinkan pelaku untuk tidak diketahuinya keadaan sebenarnya, semakin menyulitkan identifikasi permasalahan.

Mereka tidak segan-segan berpendapat, bahkan mencaci-maki orang lain melalui dunia maya. Masyarakat awam cenderung merasa bahwa apa yang mereka lakukan di internet bukanlah sebuah pelanggaran serius dan merupakan hal yang wajar dilakukan.

Menurut Muhammad Sufyan Abdurrahman, penulis buku “BlackBerry for Everyone,”,penggunaan dunia maya bukan berarti melepaskan kita dari realitas sebenarnya. “Karena meski tidak terjadi interaksi secara fisik, tapi komunikasi tetap terjadi dan proses hukum bisa tetap diterapkan,” jelas Sufyan usai ditemui di Kampus Unpad Bandung, usai mengisi di Seminar Hukum Siber, dengan tema “Berpendapat dalam Dunia Maya”, Kamis (18/2) kemarin.

Sufyan mengatakan, saat ini setidaknya ada dua pola pemikiran masyarakat yang salah dalam memanfaatkan teknologi internet.

Selain membedakan realitas dunia maya dan nyata, kurangnya edukasi menyeluruh juga menjadi hambatannya. Masyarakat secara keseluruhan masih belum paham mengenai penggunaan teknologi yang tepat guna. Selama ini masyarakat hanya menganggap bahwa virtual reality sebagai bahan pelarian dalam menyampaikan pendapat. Sehingga dalam penggunaannya, sering disalahgunakan.

Untuk itu, Sufyan pun menggalakkan “Kampanye Gadget Bijak (KGB)” dalam usahanya menekan penyalahgunaan teknologi. Kebebasan berpendapat bisa tetap diterapkan, namun jangan sampai merugikan pihak lain.

Pernyataan Sufyan dikuatkan oleh Danrivanto Budhijanto, pakar hukum telekomunikasi Universitas Padjajaran Bandung (Unpad), yang mengatakan bahwa pendidikan mengenai teknologi komunikasi harus dimulai sejak dini.

 “Kita tidak perlu menutup-nutupi informasi yang ada, karena sebenarnya pendampingan yang dilakukan lebih baik dari pada menghalangi anak menggunakan teknologi” ujar Danriv.

Pendidikan sadar teknologi sejak dini, memungkinkan bagi kita untuk menghindarkan dari penyalahgunaan, bahkan meminimalkan persoalan baru yang akan muncul. [Nafielah Chuluk/www.hidayatullah.com]
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Ku-Cinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger