Home » , » Pisau Bermata Dua Inklusivitas PKS

Pisau Bermata Dua Inklusivitas PKS

Written By Administrator on Senin, 21 Juni 2010 | 17.52

[inilah.com/Wirasatria]
INILAH.COM, Jakarta - Niat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka, inklusif, dan moderat bakal menjadi pisau bermata dua. Jika tak hati-hati malah memukul balik PKS.
Upaya PKS menjadi partai terbuka sudah tak bisa dibendung lagi. Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminudin menegaskan, upaya menjadi partai terbuka bukanlah bagian dari strategi ataupun taktik.
”Al-quran sendiri menegaskan untuk menjadi ummatan wasathan (umat tengah). Konsekwensinya, kita menerima plularitas, itu karakter ciptaan Allah. Tidak ada keseragaman, yang ada keberagaman," ujarnya saat berbincang dengan wartawan di arena Munas II PKS di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (19/6).
Ketika ditanya bagaimana keseriusan PKS mengusung partai terbuka namun idiom ke-Islaman masih cukup lekat, Hilmi menegaskan apa yang dilakukannya selama ini merupakan upaya membangun identitas dan integritas.
”Kalau kita tidak memiliki kejelasan, kita susah interaksi. Nah, kami membenahi identitas dan integritas diri. Setelah jelas, kita mengembangkan dalam ummatan wasathan,” kelitnya.
Sebagaimana dimaklumi, kendati PKS menegaskan sebagai partai terbuka, tetap saja idiom Islam masih terjadi. Seperti saat pembukaan Munas II PKS, gema takbir memekik di arena Munas.
Lebih lanjut Hilmi menegaskan setelah identitas partainya jelas saatnya PKS bergaul dengan yang lain. ”Seperti lewat kerjasama dengan Partai Buruh di Australia dan Partai Komunis China (PKC). Ini pembuktian, kita masuk dalam mainstream dunia, kita tidak mau di pinggiran karena eksklusifitas,” tegas Hilmi yang didampingi Sekjen DPP PKS Anis Matta dan Wasekjen DPP PKS Mafudz Siddiq.
Dalam Munas II ini, PKS memang melakukan upaya nyata menuju partai terbuka. Salah satunya dengan mengubah Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Disebutkan, anggota non muslim bisa menjadi pengurus. Bahkan, di wilayah Indonesia Timur terdapat sekitar 20 anggota legislatif dari non muslim.
Sementara Indonesianis dari Australian National University (ANU) Greg Fealy yang menjadi salah satu pembicara di diskusi Munas II PKS menegaskan, bukan tanpa risiko ide PKS menjadi partai terbuka.
Menurut dia pasti ada resistensi dari kader PKS atas ide ini. ”Susah bagi banyak kader untuk menerima orang non muslim,” tegasnya ditemui di arena Munas II PKS, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (19/6).
Di samping memiliki risiko di internal PKS, Greg juga mengingatkan resistensi juga bakal muncul dari kalangan non muslim. ”Kalau melihat bahan bahan latihan bagi kader PKS misalnya Gozhwul Fikri, jahiliyah, dan syahadat. Jadi bagaimana orang nonmuslim kalau mendengar ini, tentu tidak enak,” cetusnya.
Menurut Greg, hampir semua partai Islam di dunia melakukan proses yang dilakukan PKS seperti PAS di Malaysia dan AKP di Turkey. ”Ada resistensi, ada kelompok yang konservatif dan progresif,” tambahnya.
Meski demikian, Greg menilai terdapat keseriusan bagi PKS untuk menjadi partai terbuka dan moderat. Langkah ini ditempuh jelas menggunakan logika politik. ”"Saya kira mereka jujur dengan usaha ini. Selain itu ada juga logika politik di belakang strategi keterbukaan partai,” ujarnya.
Ketika ditanya bukankah ide partai terbuka pernah diterapkan dalam Pemilu 2009 lalu oleh PKS namun tidak berdampak signifikan bagi perolehan suara. Greg menyebutkan, dalam Pemilu 2009 masih ada faktor SBY. Di samping, upaya PKS juga dianggap kelewatan.
”Aspek yang unik dari PKS tidak menonjol di 2009 misalnya menyatakan isu Soeharto sebagai pahlawan dan mengundang Mbak Tutut. Saya kira mereka keterlaluan dengan merangkul orang pro Golkar yang rindu orde baru, mereka meninggalkan banyak orang yang memiliki orientasi reformis,” papar Greg.
Dalam kesempatan tersebut, Greg juga mengingatkan agar PKS lebih berhati-hati jika berniat merangkul basis massa NU dan Muhammadiyah. ”Mengapa PKS tidak naik dalam Pemilu 2009 karena agresif mendekati NU dan Muhammadiyah yang mendapat perlawanan dari tokoh organisasi itu dengan isu Islam trans-nasional," ingatnya. [mdr]
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Ku-Cinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger