DEPOK (Suara Karya): Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan bahwa seni musik Islam, Nasyid, akan dikembangkan di Depok, setelah parade Nasyid yang digelar pada pembukaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XXXI di Stadion Merpati memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia). "Depok memiliki potensi budaya yang cukup besar, termasuk seni musik Islam, Nasyid. Keberadaan Tim Nasyid di Kota Depok cukup berkembang. Oleh karena itu saya dan Asosiasi Nasyid Nusantara berupaya mengembangkannya di sini," ujar Nur Mahmudi, Kamis siang. Parade Nasyid di pembukaan MTQ XXXI, Senin lalu, merupakan prakarsa Wali Kota Depok yang kemudian dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN). Ketika dipergelarkan pada pembukaan MTQ, parade itu melibatkan 68 grup Nasyid dan Munsyid (penyanyi nasyid) yang berasal dari 20 provinsi di Indonesia. Perwakilan Muri menyambut positif kreatifitas tersebut. Pengembangan seni itu patut dikukung oleh semua kalangan. Ketua Asosiasi Nasyid Nusantar (ANN) Alamsyah Agus bergembira atas tercapainya rekor Muri ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Alamsyah juga berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk menjadikan nasyid berjaya di blantika musik Indonesia. "Rekor Muri yang kita raih kali ini merupakan upaya pemecahan rekor dari prestasi sebelumnya. Kegiatan ini juga merupakan persiapan ANN untuk membuat kegiatan yang lebih besar di masa mendatang. Rencananya kami akan membuat parade nasyid internasional yang mendatangkan grup nasyid dari luar negeri untuk konser di Indonesia," ujarnya. Ia pun berterimakasih kepada Wali Kota Depok yang telah memprakarsai pemecahan rekor ini. "Saya melihat Kota Depok memiliki potensi besar sebagai salah satu ikon budaya di Jawa Barat," papar Alamsyah. (*/Windrarto) suarakarya
Oleh Abdullah Haidir, Lc * Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, 'Dahulu Rasulullah saw suka bercengkrama dengan kami, bahkan terhadap adik saya yang masih kecil dia bekata, يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?" (Muttafaq alaih) Abu Umair adalah kuniyah (nama panggilan) seorang bocah kecil. Dia memiliki burung kecil kesayangan sejenis burung pipit. Dalam bahasa Arab dipanggil Nughar. Agar sepadan dengan kata "Umair", maka kata 'nughar' beliau sebut dengan kata "nughair" yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tashgir. Ungkapan yang menunjukkan keakraban terhadap anak-anak sesuai dengan jiwa mereka. Jika hal ini diungkapkan oleh orang yang baru berusia belasan tahun, mungkin masih mudah dipahami. Tapi perkataan tersebut diungkapkan Rasulullah saw yang ketika itu ditaksir berusia lima puluh tahun ke atas. Hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah saw yang konstan dan utuh...
Komentar
Posting Komentar