Langsung ke konten utama

Syeikh Ali Jum'ah: ''Ikhtilath Boleh, Syaratnya...''

Kalau ikhtilath menyebabkan timbulnya fitnah, maka hal itu diharamkan. Tidak ada hubungannya dengan polemik ikhtilath di Saudi
Hidayatullah.com--Mufti Mesir Syaikh Ali Jum’ah mengatakan bahwa tidak ada larangan syar’i atas pencampuran antara laki-laki dan perempuan yang terjadi di sekolah-sekolah, universitas, dan tempat-tempat lainnya, selama itu masih dalam koridor dan ajaran Islam.

Meskipun Syaikh Ali Jum’ah masih bisa bersikap toleransi terhadap percampuran tersebut, namun ia tidak memutlakkannya. Ada beberapa persyaratan yang harus dituruti, di antaranya pakaian perempuan harus sesuai dengan syari'at Islam, dan diharuskan tetap menjaga pandangan serta menghindari khalwat

Dia menekankan bahwa persyaratan ini juga berlaku untuk laki-laki. Seperti yang disebutkan dalam salah satu ayat Al-Qur'an: "Katakanlah kepada orang yang beriman, hendaklah mereka menjaga pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka. Sesungguhnya yang demikian itu lebih suci bagi mereka, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan."

Ia menambahkan, "Namun jika perempuan dan laki-laki tidak dapat berkomitmen untuk menjaga etika dan ajaran Islam, maka itu akan menjadikan fitnah, dan percampuran antara laki-laki dan perempuan itu menjadi haram hukumnya."

Fatwa Syaikh Ali Jum’ah ini dikeluarkan untuk menjawab pertanyaan orang-orang mengenai hukum percampuran antara laki-laki dan perempuan yang terjadi di sekolah-sekolah, universitas, dan beberapa tempat lainnya.

Namun fatwa ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan polemik ikhtilath yang terjadi di Saudi, yang kini diberitakan secara gencar oleh beberapa media Timur Tengah. Karena fatwa yang bernomor 2269 ini sendiri dikeluarkan beberapa tahun lalu, tepatnya tanggal 21 Desember 2003. Hanya saja, situs resmi Dar Al Ifta Al Mishriyah baru saja mempublikasikannya. [syadzali/tho/aby/ift/www.hidayatullah.com]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANNER SAHABAT

Blogger Indonesia Entertainment Galaxy

"Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair?"

Oleh Abdullah Haidir, Lc * Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, 'Dahulu Rasulullah saw suka bercengkrama dengan kami, bahkan terhadap adik saya yang masih kecil dia bekata, يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?" (Muttafaq alaih) Abu Umair adalah kuniyah (nama panggilan) seorang bocah kecil. Dia memiliki burung kecil kesayangan sejenis burung pipit. Dalam bahasa Arab dipanggil Nughar. Agar sepadan dengan kata "Umair", maka kata 'nughar' beliau sebut dengan kata "nughair" yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tashgir. Ungkapan yang menunjukkan keakraban terhadap anak-anak sesuai dengan jiwa mereka. Jika hal ini diungkapkan oleh orang yang baru berusia belasan tahun, mungkin masih mudah dipahami. Tapi perkataan tersebut diungkapkan Rasulullah saw yang ketika itu ditaksir berusia lima puluh tahun ke atas. Hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah saw yang konstan dan utuh...

Subhanallah…. Ada Sungai dalam Laut..!

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di b...