Hidayatullah.com-- Koordinator aksi penolakan acara Silaturahmi Nasional Ahlul Bait Indonesia V, Ustadz Farid Ahmad Okbah menyatakan, debat antara Ahlussunnah dan Syi'ah agar dilakukan secara terbatas, tidak diadakan terbuka di depan umum. Farid menginginkan debat dilakukan di Majelis Ulama Indonesia.
Karena, kata Farid, pembahasan tentang hakikat ajaran Syi'ah – yang dalam acara Silatnas disebut Ahlul Bait – memerlukan rujukan kitab-kitab induk yang ajaran Syi'ah yang asli.
“Dalam kitab-kitab asli rujukan mereka itulah terdapat ajaran mereka yang sesungguhnya. Ada mengkafirkan para sahabat Rasulullah, hujatan terhadap istri-istri Rasulullah, juga tentang perbedaan rukun Islam dan rukun Iman antara Sunni dan Syi'ah,” kata Farid dalam keterangannya kepada pers, di sela-sela acara Silatnas 2/4, kemarin.
Menanggapi ajakan debat terbatas, Ketua Panitia Silatnas Ahlul Bait, Ahmad Hidayat mengatakan, pihaknya siap dan bersedia. “Kami masyarakat Syi'ah di Indonesia dengan senang hati bersedia kalau debatnya betul-betul netral,” kata Ahmad kepada www.hidayatullah.com, Sabtu, 3/4, siang tadi.
Ahmad mengatakan, menjadikan MUI sebagai penengah acara debat cukup representatif. Asalkan, kata Ahmad, MUI diwakili oleh orang-orang yang punya sikap terbuka seperti Umar Shihab atau Din Syamsudin. Pihak lain yang representatif, kata Ahmad, adalah Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, dan Prof. Quraish Shihab. [sur/www.hidayatullah.com]
0 komentar:
Posting Komentar