Usamah bin Ladin
SANBORN--Mantan petinggi dinas rahasia Amerika Serikat CIA, Michael Scheuer, menyatakan pimpinan Al Kaidah Usmah bin Ladin tak bakal ditangkap apalagi dibunuh. Tokoh yang turut malang melintang mencari Usamah hingga ke lokasi persembunyiannya baik sebelum atau setelah Serangan 11 September 2001 ini menyatakan tokoh ini memang "sengaja dipelihara hidup".
Scheuer mengatakan saat ia di CIA selama pemerintahan Clinton, Amerika Serikat melewatkan banyak kesempatan untuk mendapatkan Bin Ladin. "Setiap kali, Clinton dan kabinetnya memutuskan untuk berbagai alasan mereka tidak ingin menembak dia," tambahnya. Alasannya, begitu bin Ladin terbunuh, maka sikap dunia Islam terhadap AS akan berubah.
Itu sebabnya ia yakin, Bin Ladin tak akan diusik, "Dia akan mati sampai tua."
Pun ketika George W Bush memerintah dan Serangan 11 September terjadi, hal yang melandasi alasan AS untuk masuk ke Afghanistan dan Irak. "Langkah ini justru dilihat sebaliknya. Mereka lebih melihat hal ini bukan sebagai perang melawan teror, tapi sebuah negara kafir yang menduduki negara Islam tanpa alasan jelas," ujarnya.
Saat ditanya mengapa saat ini bin Ladin bagai ditelan bumi, Scheuer menyatakan sebetulnya bila mau, tokoh ini bisa dilacak. Saat ini, katanya, Bin Ladin ada bersama dengan kabilah-kabilah di jazirah Arab yang memegang tradisi harus melindungi tamu, siapapun dia, walau nyawa harus melayang. "Masalahnya adalah, kita menempatkan pasukan begitu sedikit di Afghanistan untuk melakukan pekerjaan begitu banyak dan tidak banyak orang tersedia untuk memperhatikan gerak-gerik Usamah bin ladin," ujarnya.
Ia menyatakan hal itu saat berpidato di Niagara County Community College mengenai ancaman ke AS dari Teluk Persia. Scheuer mengklaim bahwa para tokoh Muslim radikal tidak membenci AS karena gaya hidup mereka, tetapi pada apa yang dilakukan AS untuk memberangus mereka.
"Mereka juga mempersoalkan kehadiran kita di Semenanjung Arab dan dukungan kita pada para tiran Arab, baik itu Arab Saudi, Mesir, atau Kuwait. Mereka membenci dukungan kita untuk Israel. Semua ini adalah masalah yang sangat substantif dan memotivasi orang untuk meledakkan diri mereka," kata Scheuer.
Menurutnya, tanpa ada perubahan kebijakan AS soal terorisme, kondisi ini akan terus berlangsung.
Scheuer mengatakan saat ia di CIA selama pemerintahan Clinton, Amerika Serikat melewatkan banyak kesempatan untuk mendapatkan Bin Ladin. "Setiap kali, Clinton dan kabinetnya memutuskan untuk berbagai alasan mereka tidak ingin menembak dia," tambahnya. Alasannya, begitu bin Ladin terbunuh, maka sikap dunia Islam terhadap AS akan berubah.
Itu sebabnya ia yakin, Bin Ladin tak akan diusik, "Dia akan mati sampai tua."
Pun ketika George W Bush memerintah dan Serangan 11 September terjadi, hal yang melandasi alasan AS untuk masuk ke Afghanistan dan Irak. "Langkah ini justru dilihat sebaliknya. Mereka lebih melihat hal ini bukan sebagai perang melawan teror, tapi sebuah negara kafir yang menduduki negara Islam tanpa alasan jelas," ujarnya.
Saat ditanya mengapa saat ini bin Ladin bagai ditelan bumi, Scheuer menyatakan sebetulnya bila mau, tokoh ini bisa dilacak. Saat ini, katanya, Bin Ladin ada bersama dengan kabilah-kabilah di jazirah Arab yang memegang tradisi harus melindungi tamu, siapapun dia, walau nyawa harus melayang. "Masalahnya adalah, kita menempatkan pasukan begitu sedikit di Afghanistan untuk melakukan pekerjaan begitu banyak dan tidak banyak orang tersedia untuk memperhatikan gerak-gerik Usamah bin ladin," ujarnya.
Ia menyatakan hal itu saat berpidato di Niagara County Community College mengenai ancaman ke AS dari Teluk Persia. Scheuer mengklaim bahwa para tokoh Muslim radikal tidak membenci AS karena gaya hidup mereka, tetapi pada apa yang dilakukan AS untuk memberangus mereka.
"Mereka juga mempersoalkan kehadiran kita di Semenanjung Arab dan dukungan kita pada para tiran Arab, baik itu Arab Saudi, Mesir, atau Kuwait. Mereka membenci dukungan kita untuk Israel. Semua ini adalah masalah yang sangat substantif dan memotivasi orang untuk meledakkan diri mereka," kata Scheuer.
Menurutnya, tanpa ada perubahan kebijakan AS soal terorisme, kondisi ini akan terus berlangsung.
Sumber: republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar