Home » , , , » Kapolres: PKS vs Kepala Perhutani Tak Ganggu Pemilukada

Kapolres: PKS vs Kepala Perhutani Tak Ganggu Pemilukada

Written By Administrator on Jumat, 23 April 2010 | 20.01


Taufik Setyadi
(IST)
INILAH.COM, Jember - Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Nasri menyatakan, kepolisian tetap akan berjalan di jalur hukum sebagaimana mestinya dalam menyelesaikan kisruh uang politik Rp 600 juta, antara Kepala Perhutani Jember Taufik Setyadi dan Partai Keadilan Sejahtera.
Nasri menegaskan, polisi bekerja berdasarkan prosedur dalam mencari alat bukti. Sejauh ini, alat buktinya baru keterangan dari sejumlah saksi. Keberadaan uang Rp 600 juta belum diketahui.
Bagaimana jika PKS dan Kepala Perhutani berdamai? "Kita lihat, kan ada diskresi kepolisian. Tapi jangan polisi yang mediasi. Polisi bekerja profesional saja," katanya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Jember, Yuli Priyanto, mengatakan, Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Jember menginginkan agar persoalan kisruh duit politik Rp 600 juta diselesaikan secara damai. PKS akan mengupayakan untuk melobi Kepala Kepolisian Resor Jember.
"Teman-teman coba nego dengan Pak Kapolres. Biar persoalan ini tidak berlarut dan tidak mengganggu proses pemilukada," kata Yuli Priyanto, Senin (19/4).
Apa yang diinginkan kubu PKS? "Keinginannya damailah," kata Yuli.
Kenapa menego kapolres? "Sebab yang bisa menghentikan ini (penyidikan kasus) hanya kapolres. Sebab ini (laporan Taufik Setyadi ke polisi) bukan delik aduan," kata Yuli.
Namun, Nasri belum melihat kemungkinan bahwa kasus tersebut akan dihentikan atau di-SP3 (surat perintah penghentian penyidikan). "Wong masih proses penyelidikan, kok bicara SP3," kata Nasri, Jumat (23/4).
Nasri juga melihat kasus tersebut tidak berdampak signifikan terhadap proses pemilukada. "Tidak juga. Kan tidak terkait tahapan pemilukada," katanya.
Konflik tersebut juga belum mengganggu situasi keamanan. Aksi unjuk rasa tempo hari yang melibatkan petani hutan pendukung Taufik Setyadi juga berjalan damai. "Semua berjalan kooperatif," kata Nasri.
Kisruh politik uang Rp 600 juta mencuat, setelah Kepala Perhutani Jember Taufik Setyadi didampingi pengacara Moch. Kholili mendatangi kantor polisi. Mereka melaporkan Ketua PKS Jember Mashuri Haryanto dan beberapa pengurus serta kader itu, dengan tuduhan penipuan.
Pelaporan ini dilakukan setelah PKS urung mengusung Taufik Setyadi sebagai calon bupati Jember. PKS justru mengusung pasangan Bagong Sutrisnadi-Moh. Mahmud bersama-sama 17 partai non parlemen dan Partai Demokrasi Pembaruan.
Padahal, menurut Setyadi, "Saya sudah menyerahkan uang sebesar Rp 600 juta dari komitmen sebesar Rp 1 miliar." Uang itu dibayarkan melalui Mashuri melalui beberapa termin, yakni Rp 200 juta, Rp 250 juta pada 8 April, Rp 50 juta tanggal 12 April. Terakhir tanggal 13 April jam 24.00 sebesar Rp 100 juta.
Dewan Pimpinan Daerah PKS Jember menyatakan, tak pernah meminta uang kepada Setyadi. Uang sebesar itu disebut PKS hanya titipan, dan sudah dikembalikan kepada yang punya. Namun Taufik tak pernah merasa menerima uang itu. Uang Rp 600 juta masih misterius. [beritajatim.com/bar]
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Ku-Cinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger