Guruh Soekarno Putra
SANUR--Putra bungsu Bung Karno, Guruh Soekarnoputra menyatakan, PDIP bukanlah partai trah Soekarno atau milik keluarga serta elit tertentu, tetapi berdirinya merupakan partai rakyat sejati. "Karena itu, sikap dan perilaku sebagian elit partai yang telah menjadikan partai ini dikuasai oleh kelompok oligarki, telah menjauhkan PDIP dari sikap dasarnya sebagai partai ideologis yang menganut ajaran Bung Karno," katanya dalam diskusi terbatas di Segara Villages, Sanur, Kota Denpasar, Rabu malam.
Guruh juga mencela tindakan para elit partai berlambang kepala banteng moncong putih itu yang terjebak kepada perdebatan apakah memilih berkoalisi atau beroposisi. "Ini semakin menunjukkan mereka hanya bisa mengucapkan PDIP sebagai partai ideologis, tetapi tidak memahami benar apa ideologi ajaran Bung Karno. Karena ideologi Pancasila galian Bung Karno yang diusung partai ini tidak mengenal koalisi atau oposisi," katanya dengan nada tinggi.
Dalam filosofi maupun kultur Indonesia, menurutnya, juga tidak dikenal hitam atau putih, tetapi dalam hitam ada putih dan dalam putih ada hitam. "Itulah Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu), tan hana darma mangrwa (tiada pengabdian yang mendua). Tidak ada dualisme, tetapi dualitas, tidak ada dikotomi tetapi persaudaraan dan persatuan," ujarnya.
Karena itu, Guruh telah mengambil sikap tidak menghadiri kongres, tetapi tetap datang ke Bali hanya untuk memenuhi panggilan konstituen, yang ia sebut sebagai kaum "wong cilik" di ranting-ranting. "Malam ini saya ditunggu teman-teman wong cilik di Kabupaten Badung karena mereka merindukan membicarakan upaya pelurusan partai yang benar-benar membela wong cilik, sebagaimana ideologi ajaran Bung Karno," katanya.
republika.co.id
Guruh juga mencela tindakan para elit partai berlambang kepala banteng moncong putih itu yang terjebak kepada perdebatan apakah memilih berkoalisi atau beroposisi. "Ini semakin menunjukkan mereka hanya bisa mengucapkan PDIP sebagai partai ideologis, tetapi tidak memahami benar apa ideologi ajaran Bung Karno. Karena ideologi Pancasila galian Bung Karno yang diusung partai ini tidak mengenal koalisi atau oposisi," katanya dengan nada tinggi.
Dalam filosofi maupun kultur Indonesia, menurutnya, juga tidak dikenal hitam atau putih, tetapi dalam hitam ada putih dan dalam putih ada hitam. "Itulah Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu), tan hana darma mangrwa (tiada pengabdian yang mendua). Tidak ada dualisme, tetapi dualitas, tidak ada dikotomi tetapi persaudaraan dan persatuan," ujarnya.
Karena itu, Guruh telah mengambil sikap tidak menghadiri kongres, tetapi tetap datang ke Bali hanya untuk memenuhi panggilan konstituen, yang ia sebut sebagai kaum "wong cilik" di ranting-ranting. "Malam ini saya ditunggu teman-teman wong cilik di Kabupaten Badung karena mereka merindukan membicarakan upaya pelurusan partai yang benar-benar membela wong cilik, sebagaimana ideologi ajaran Bung Karno," katanya.
republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar