Seorang penulis dan ilmuwan politik AS, Norman G. Finkelstein menyebut serangan brutal rezim Zionis Israel selama 22 hari ke Jalur Gaza beberap waktu yang lalu bukanlah sebuah perang, namun itu adalah pembantaian massal.
Norman Finkelstein kemarin (Rabu,7/4) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza bukan perang tapi pembantaian massal terhadap warga tertindas Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Finkelstein pada acara peluncuran buku barunya yang berjudul "This Time We Went Too Far, Truth & Consequences of the Gaza Invasion" di Markas PBB.
Buku itu memuat kesaksian tentara Israel yang ikut dalam serangan militer ke Gaza. Menurut keterangan para tentara Israel, "Tak ada pertempuran di Gaza dan tak ada musuh di lapangan".
"Laporan Hakim Richard Goldstone memuat sejumlah peringatan yang berdasar realita dan barang siapa yang menggunakan kata "kontroversial" dalam laporan itu, maka secara sadar atau tidak, ia telah berkampanye untuk Israel, tegas Finkelstein."
Lebih dari 1.400 warga Palestina gugur syahid dalam serangan militer Israel ke Jalur Gaza pada Desember 2008 lalu.(fq/irib) eramuslim
Norman Finkelstein kemarin (Rabu,7/4) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza bukan perang tapi pembantaian massal terhadap warga tertindas Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Finkelstein pada acara peluncuran buku barunya yang berjudul "This Time We Went Too Far, Truth & Consequences of the Gaza Invasion" di Markas PBB.
Buku itu memuat kesaksian tentara Israel yang ikut dalam serangan militer ke Gaza. Menurut keterangan para tentara Israel, "Tak ada pertempuran di Gaza dan tak ada musuh di lapangan".
"Laporan Hakim Richard Goldstone memuat sejumlah peringatan yang berdasar realita dan barang siapa yang menggunakan kata "kontroversial" dalam laporan itu, maka secara sadar atau tidak, ia telah berkampanye untuk Israel, tegas Finkelstein."
Lebih dari 1.400 warga Palestina gugur syahid dalam serangan militer Israel ke Jalur Gaza pada Desember 2008 lalu.(fq/irib) eramuslim
0 komentar:
Posting Komentar