CANBERRA (Arrahmah.com) – Sebanyak 1 dari 10 remaja pernah mengalami gangguan dunia maya yang melibatkan pesan kotor atau posting foto online menurut sebuah riset terbaru.
Meskipun demikian, sebagian besar remaja yang mengalami gangguan dunia maya juga pernah diganggu secara nyata berdasarkan hasil riset Pusat Riset Promosi Kesehatan Anak di Universitas Edith Cowan Australia Barat.
Profesor Donna Cross, kepala pusat riset mengatakan bahwa dalam konferensi nasional melawan gangguan cyber di Melbourne, strategi untuk menangkal cyberbullying tidak bisa mengisolasi diri dan harus mengalihkan bentuk gangguan tersebut ke hal yang positif.
“Sekitar 10% anak muda melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban gangguan cyber di Australia setiap pekannya atau lebih sering,” ujar Profesor Cross.
“Yang lebih penting lagi sebanyak 92% anak muda pernah diganggu di dunia maya dan dalam dunia sebenarnya. Kita tidak bisa mengisolasi perilaku tersebut,” tambahnya.
Profesor Cross mengatakan bahwa gangguan cyber banyak terjadi ketika anak mulai beranjak ke sekolah menengah. Sebagian besar gangguan berawal dari ponsel dan meningkat dengan penggunaan internet seiring pertambahan usia anak.
Riset juga menemukan bahwa wanita seringkali meminta bantuan kepada pihak yang lebih tua daripada pria yang sama muda, tetapi intevensi orang dewasa tidak selalu menyelesaikan permasalahan. (ini/arrahmah.com)
Profesor Donna Cross, kepala pusat riset mengatakan bahwa dalam konferensi nasional melawan gangguan cyber di Melbourne, strategi untuk menangkal cyberbullying tidak bisa mengisolasi diri dan harus mengalihkan bentuk gangguan tersebut ke hal yang positif.
“Sekitar 10% anak muda melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban gangguan cyber di Australia setiap pekannya atau lebih sering,” ujar Profesor Cross.
“Yang lebih penting lagi sebanyak 92% anak muda pernah diganggu di dunia maya dan dalam dunia sebenarnya. Kita tidak bisa mengisolasi perilaku tersebut,” tambahnya.
Profesor Cross mengatakan bahwa gangguan cyber banyak terjadi ketika anak mulai beranjak ke sekolah menengah. Sebagian besar gangguan berawal dari ponsel dan meningkat dengan penggunaan internet seiring pertambahan usia anak.
Riset juga menemukan bahwa wanita seringkali meminta bantuan kepada pihak yang lebih tua daripada pria yang sama muda, tetapi intevensi orang dewasa tidak selalu menyelesaikan permasalahan. (ini/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar