Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kota Bogor, Syafrimal Akbar mengatakan harus ada konsep yang jelas dalam pencanangan Kota Bogor sebagai Kota Halal di tahun 2011 nanti.
"Konsepnya harus jelas, jangan hanya seputar kehalalan makanan tetapi juga merambah pariwisata dan tempat hiburan. Harus ada labelisasinya juga. Kota Halal juga jangan sampai mengucilkan masyarakat non muslim di Kota Bogor nantinya," kata Syafrimal, Ahad (28/3).
HMI menyambut baik niat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mewujudkan Kota Halal namun konteksnya harus jelas sehingga dalam implementasinya lebih terarah.
Menanggapi sikap HMI ini, Walikota Bogor, Diani Budiarto mengatakan konsep dan regulasi dalam mewujudkan Kota Halal akan lebih memberikan perlindungan bagi konsumen Muslim di Kota Bogor agar mereka tahu produk makanan, minuman,obat, dan kosmetika yang halal untuk mereka konsumsi. Sementara penerapan wacana Kota Halal baru menyentuh bidang pangan, obat dan kosmetika.
"Kota Halal tidak akan membatasi produk-produk yang masuk ke pasaran Kota Bogor hanya saja dengan labelisasi halal akan membuat konsumen muslim tahu produk mana yang aman untuk dikonsumsi," kata Diani.
Jadi dengan label halal itu bisa menjadi referensi bagi konsumen muslim. Dalam perjalanan menuju K ota Halal, tahun 2010 baru sebatas sosialisasi kepada pelaku usaha dan konsumen. Tahun 2011 nanti baru dilaksanakan.
Pelaku usaha (industri dengan level besar) dari luar akan diawasi oleh LPPOM MUI Pusat. Sedangkan untuk Usaha Kecil dan Mikro (UKM) serta menengah yang memproduksi produk lokal yang berada di Kota Bogor akan mendapat pengawasan dari instansi terkait. Yang jelas kata Diani, harus ada transparansi dari pelaku usaha untuk memberikan data. Pelaku usaha tidak perlu takut.
Sementara itu dari kalangan masyarakat Kota Bogor, Aulia mengatakan setuju dengan pencanangan Kota Halal 2011. "Dengan adanya label halal, misal kalau kita makan ke restoran dan ada label halal tentu sebagai muslim kita menjadi lebih tenang. Tapi juga jangan sampai meminggirkan yang non muslim. Sosialisasi ke masyarakatnya mungkin harus lebih gencar," kata Aulia.
republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar