Langsung ke konten utama

PKB Maju Tak Gentar!! Menjual Nahdlatul Ulama Demi Kekuasaan


JAKARTA (voa-islam.com) - Pandangan akhir Fraksi PKB yang membenarkan bailout Bank Century dengan mencatut nama institusi Nahdlatul Ulama dan manhaj Ahlussunah wal Jama’ah, memicu protes dari PBNU dan internal partai.

Pendapat akhir fraksi partai berslogan “maju tak gentar membela yang benar” dalam sidang paripurna DPR mengecewakan banyak pihak. Selain dari sejumlah anggota fraksi sendiri, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan pemakaian prinsip-prinsip nahdliyin sebagai landasan pilihan sikap partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu menyangkut kasus Bank Century.

Pada pendapat akhir yang dibacakan anggota juru bicara FPKB Mohamad Toha, disebutkan bahwa keputusan PKB membenarkan kebijakan bailout sesuai opsi A oleh pemerintah kepada Bank Century sebenarnya sudah seiring dengan tradisi pemikiran dan politik NU.

"Menurut kami, tindakan pemerintah terkait Bank Century telah sejalan dengan fatsun politik nahdliyin,” ujar Toha saat membacakan pandangan di depan paripurna di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/3) malam.
… Menurut F-PKB, tindakan pemerintah terkait Bank Century telah sejalan dengan fatsun politik nahdliyin…
Dalam pembenarannya terhadap bailout Bank Century, F-PKB berkilah itu untuk kepentingan yang lebih besar dalam situasi darurat.

“Kebijakan bailout tersebut terjadi pada situasi darurat untuk kepentingan yang lebih besar, sehingga hal tersebut dapat dibenarkan berdasarkan kaidah fiqh “al-dlaruratu tubihu al mahdlurat” bahwa keadaan darurat membolehkan mengambil kebijakan darurat,” lanjut dia.

Bahkan  F-PKB tak segan-segan mengutip salah satu adagium dalam kaidah fikih tentang asas meninggalkan mafsadah.

“Kebijakan tersebut juga senafas dengan adagium ‘qowaidul fiqh’ bahwa dar’ul mafasid muqaddamun ‘ala al-jalbi al-masholih” (mencegah kerusakan harus didahulukan daripada menarik kemaslahatan),” jelas dia.
… sikap akhir F-PKB tersebut dipilih dengan dalih berpegang pada prinsip-prinsip bersikap nahdliyin…
Selain itu, sikap akhir F-PKB tersebut dipilih dengan dalih berpegang pada prinsip-prinsip bersikap nahdliyin, di antaranya: keadilan (‘adalah), tegak lurus (i’tidal) keseimbangan (tawazun), moderasi (tawasuth), kebebasan (hurriyah), perdamaian (salam), toleransi (tasamuh), konsultasi (syura), dan persamaan (musawah).

Intinya, F-PKB menilai bailout Century sebagai kebijakan yang benar dan tepat, bahkan sesuai dengan prinsip ahlussunnah wal-jama’ah.

“Lebih dari itu, kebijakan tersebut cukup melindungi dan mewakili kepentingan rakyat yang ditandai dengan stabilnya kondisi perbankan dan perekonomian nasional dari ancaman krisis global. Ini adalah implementasi dari prinsip politik Islam Sunni bahwa “tashorruful imam ‘ala al-ra’iyyah manutun bil maslahah” (kebijakan pemerintah atas rakyatnya berdasarkan kemaslahatan bersama),” papar Toha.
… kebijakan tersebut adalah implementasi dari prinsip politik Islam sunni…
Saat pembacaan pandangan akhir FPKB tersebut, para anggota Demokrat bertepuk tangan dan meneriakkan, "Benar, benar". Di sisi lain, keluar pula beberapa sindiran atas pilihan sikap politik PKB tersebut. "Kasihan Gus Dur, kasihan benar Gus Dur!" teriak salah seorang anggota melalui pengeras suara.

Pandangan akhir F-PKB yang membawa-bawa Nahdlatul Ulama dan Ahlussunnah Waljama’ah tersebut, langsung menuai kecaman dari para pengurus PBNU.

Menanggapi pandangan akhir F-PKB tersebut, Ketua PBNU Ahmad Bagja menyatakan, sikap PKB tersebut bukanlah cermin sikap nahdliyin. "Sikap itu diambil dengan membabi buta. Itu namanya taqlid, bukan tawasuth, bukan pula tawazun," tegasnya.

Dia menilai, sikap F-PKB yang selaras dengan pilihan sikap Demokrat tersebut cenderung dilandasi sesuatu yang tidak mendasar. "Sikap PKB itu ikut dengan tidak rasional. Ikut pendapat orang lain karena takut kehilangan pendapatan," ujar mantan ketua umum PB PMII tersebut.

Pihak internal FPKB sebenarnya juga tidak satu suara atas sikap tersebut. Anggota komisi I, Lily Chadijah Wahid tetap memilih pendirian berbeda. Salah satu insiator anggota Tim 9 Hak Angket Bank Century itu memilih opsi C yang menyatakan kebijakan bailout bermasalah. "Saya yakin juga banyak anggota lain yang tidak setuju, tapi belum berani muncul," ujarnya.

Senada dengan Bagja, adik kandung Gus Dur itu menuding pilihan sikap fraksinya dilandasi ketakutan akan kehilangan kekuasaan. "Muhaimin lebih takut yang di atas sih daripada masyarakat yang di bawah," ungkapnya.
Ini membela yang benar atau menjual yang benar? [taz/dari berbagai sumber]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair?"

Oleh Abdullah Haidir, Lc * Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, 'Dahulu Rasulullah saw suka bercengkrama dengan kami, bahkan terhadap adik saya yang masih kecil dia bekata, يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?" (Muttafaq alaih) Abu Umair adalah kuniyah (nama panggilan) seorang bocah kecil. Dia memiliki burung kecil kesayangan sejenis burung pipit. Dalam bahasa Arab dipanggil Nughar. Agar sepadan dengan kata "Umair", maka kata 'nughar' beliau sebut dengan kata "nughair" yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tashgir. Ungkapan yang menunjukkan keakraban terhadap anak-anak sesuai dengan jiwa mereka. Jika hal ini diungkapkan oleh orang yang baru berusia belasan tahun, mungkin masih mudah dipahami. Tapi perkataan tersebut diungkapkan Rasulullah saw yang ketika itu ditaksir berusia lima puluh tahun ke atas. Hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah saw yang konstan dan utuh...

BANNER SAHABAT

Blogger Indonesia Entertainment Galaxy

Subhanallah…. Ada Sungai dalam Laut..!

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di b...