Langsung ke konten utama

Malaysia Mulai Longgarkan Sensor Film



Malaysia lebih melonggarkan batasan sensor. Namun tetap saja lebih ketat dari Indonesia. Tak ada ciuman, makian atau kata kasar

Hidayatullah.com--Malaysia melonggarkan batasan sensor filmnya setelah beberapa dekade sebelumnya negara itu menerapkan sensor ketat terhadap konten yang berbau seksual dan agama.

Meski begitu, mereka masih harus berhati-hati terhadap konten yang masih menampilkan bikini, ciuman dan bersetubuh dalam dunia perfilman.

Peraturan yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri itu sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk tidak memasung kreatifitas para pekerja seni dan tidak membiarkan beberapa unsur-unsur negatif dikonsumsi masyarakat umum, kata Sekjen Kementerian Dalam Negeri Mahmood Adam yang dikutip AP,Selasa (30/3).

Badan Sensor Film Malaysia telah banyak menuai kritikan terkait konten film yang dianggap berbau SARA dan mereka telah banyak mencekal peredaran sejumlah film. Beberapa film Hollywood telah banyak dicekal Malaysia seperti film Bruno yang dibintangi Sacha Baron Cohen, badan sensor negeri itu menilai film tersebut bermuatan homoseksual.

Dalam peraturan baru itu, otoritas setempat memperbolehkan kepada seseorang yang telah dewasa untuk memilih materi film apapun, sepanjang materi tersebut masih dalam koridor hukum dan tidak berpotensi pada kerusakan.

Sebelumnya, semua bentuk ciuman akan disensor tanpa melihat apapun konteksnya, namun aturan baru ini hanya memotong adegan ciuman yang terlalu vulgar, seperti adegan telanjang.

Peraturan baru itu mungkin akan meloloskan sejumlah adegan yang sebelumnya dilarang, karena sudah tidak ada lagi yang perlu dilarang. Dalam kasus lain misalnya, kata-kata makian, jika merunut pada hukum yang lama, jelas akan disensor, tapi dengan peraturan baru ini, sejumlah makian di dalam film akan dilihat terlebih dahulu konteksnya.

Perubahan lainnya adalah, jika mengacu pada peraturan sebelumnya, seorang Muslim tidak boleh digambarkan meminum alkohol dan bermain judi dalam sebuah tayangan film, namun dengan aturan baru ini, adegan itu akan diperbolehkan jika dalam konteks transformasi kesadaran seorang muslim dari yang bejat menjadi baik dan akhirnya bertobat.

Tayangan mengenai peran seorang Muslim yang memeluk agama lain harus tidak digambarkan secara positif dan harus menyuguhkan konsekuensi buruk atas tindakan itu.

Sejumlah adegan seks, termasuk perilaku homoseksual dan seks yang tidak normal harus dihindarkan, bahkan suara sensual dan mencium bagian tubuh yang dapat membangkitkan gairah seperti mencium leher, paha dan kuping juga akan disensor. Dalam peraturan baru itu masih melarang pemeran perempuan memakai bikini yang terlalu ketat dan pendek.

Pelukan mesra antara laki-laki dan perempuan atau gay juga tidak dianjurkan. Pekerja film harus menjaga tayangan yang memberikan pendidikan mengenai nilai-nilai positif seperti iman kepada Tuhan, kejujuran, etos kerja dan perlindungan lingkungan, tulis peraturan yang baru saja diterbitkan otoritas setempat setelah menanggapi keberatan para pekerja yang bergerak di industri film dan media massa. Peraturan baru itu mengganti peraturan yang sebelumnya diberlakukan mulain tahun 1993. [pel/www.hidayatullah.com]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANNER SAHABAT

Blogger Indonesia Entertainment Galaxy

"Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair?"

Oleh Abdullah Haidir, Lc * Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, 'Dahulu Rasulullah saw suka bercengkrama dengan kami, bahkan terhadap adik saya yang masih kecil dia bekata, يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?" (Muttafaq alaih) Abu Umair adalah kuniyah (nama panggilan) seorang bocah kecil. Dia memiliki burung kecil kesayangan sejenis burung pipit. Dalam bahasa Arab dipanggil Nughar. Agar sepadan dengan kata "Umair", maka kata 'nughar' beliau sebut dengan kata "nughair" yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tashgir. Ungkapan yang menunjukkan keakraban terhadap anak-anak sesuai dengan jiwa mereka. Jika hal ini diungkapkan oleh orang yang baru berusia belasan tahun, mungkin masih mudah dipahami. Tapi perkataan tersebut diungkapkan Rasulullah saw yang ketika itu ditaksir berusia lima puluh tahun ke atas. Hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah saw yang konstan dan utuh...

Subhanallah…. Ada Sungai dalam Laut..!

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di b...