Langsung ke konten utama

Habis Century, Terbitlah Dulmatin



Tak ada mendung, tiada hujan. Tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar di tengah hari bolong. Persis seperti itulah kemunculan berita penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang, Ciputat. Tapi berbeda dengan suara halililintar yang mengejutkan banyak orang, agaknya kabar terbaru tentang pemberantasan teroris kali ini tak membuat khalayak tercengang. Alih-alih terhenyak, publik justru menaruh curiga: Kok tiba-tiba ada teroris? Mengapa justru terkuak saat SBY sedang dirundung masalah Bank Century?
Di www.detik.com, ada sebuah postingan menarik dari pembaca: SBY Selalu Diuntungkan Densus 88, tulisnya. Benarkah demikian?
Sebuah isu, untuk kasus-kasus tertentu, menurut saya, tak lahir begitu saja ke permukaan. Dia tidak by accident; tp by design. Istilahnya: manajemen isu. Isu yang direncanakan akan diblow up sedemikianrupa dengan tujuan untuk menetralisir isu yang bisa merusak citra,; mengalihkannya dan berharap berdampak pada keuntungan sang pembuat isu.
Apakah penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang adalah sebuah isu yang didesign? Sangat mudah menelaahnya: perhatikan momentum kelahiran isu tersebut dan adakah pihak yang diuntungkan dari hal itu. Ada tiga momentum munculnya isu trror kali ini: pansus Century, kunjungan SBY ke Australia dan semakin dekatnya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia.
Kita melihat teramat banyak kebetulan yang aneh. Pertama, penggerebakan teroris oleh Densus 88 di Aceh dan Pamulang dilakukan setelah gonjang-ganjing Pansus Century. Kita semua tahu, ujung dari pansus ini merusak citra positif SBY di mata publik. Berderet pertanyaan mengelitik bisa diajukan di sini: Mengapa penggerebekan dilakukan setelah pansus usai? Mengapa tidak dilakukan saat pansus masih ramai? Jika polisi beralasan belum cukupbukti untuk menangkap, argumen ini bisa dengan mudah dipatahkan.
Bukankah pengintaian telah dilakukan cukup lama? Masa sih sebegitu lama polisi tak memiliki bukti untuk langsung meggerebek mereka. Pada akhirnya, Densus 88 memilih untuk menggerebek pasca Pansus Century agar isu ini tidak tenggelam oleh Century yang jauh lebih seksi.
Keberhasilan penangkapan teroris, dalam konteks ini, tentu teramat menguntungkan SBY. Publik sejenak akan melupakan kasus Century. Sukses ini sekaligus diharapkan dapat mendongkrak kembali citra positif SBY yang sempat turun.
Kedua, isu teroris muncul saat SBY berkunjung ke Australia. Apa reaksi pejabat Negeri Kangguru itu saat SBY mengumumkan kematian Dulmatin di depan Parlemen setempat? SBY mendapat aplaus meriah. Puja puji pun mengalir deras membasahi tubuh SBY. “Ini adalah operasi yang sangat sulit dan memakan waktu panjang. Keberhasilan ini pantas diberikan untuk bangsa Indonesia lewat aparat keamanannya yang telah menunaikan tugas ini,”PM Australia Kevin Ruud.
Sementara itu media-media di Australia menggambarkan keberhasilan Indonesia sebagai kemenangan besar Polri. Pada titik ini, sangat penting bagi SBY untuk memberikan kabar gembira kepada pemerintah Australia. Salah satunya karena Australia telah banyak memberikan bantua dana untuk pemberantasan terorisme. Tahun 2004 saja, mereka berkomitmen meningkatkan bantuan bagi Polri dari Aus$ 10 juta menjadi Aus$ 20 juta untuk jangka waktu lima tahun. Sebagai pihak penerima bantuan, tentu saja SBY harus memberikan laporan yang menyenangkan, bukan?
Ketiga, isu teroris lahir hanya beberapa pekan menjelang kedatangan Presiden AS Barack Obama. AS, sebagai negara yang memimpin perang melawan teroris, akan sangat gembira jika ada negara yang “dipimpinnya” berhasil menumpas teroris. Sukses ini adalah cara paling elegan bagi SBY untuk memberi kesan positif kepada “bos” yang akan bertamu ke rumah. Apalagi jika mengingat tak sedikit bantuan materi maupun materi yang telah diberikan AS kepada Indonesia.
Tak jau beda dengan kita yang akan kedatangan tamu besar, bos atau orang yang kita hormati. Berbagai persiapan kita lakukan: membersihkan rumah, menyiapkan makanan terbaik, hingga memasang umbul-umbul, jika diperlukan. Apalagi si bos ini telah banyak berjasa bagi kita diantaranya sering memberikan kita pinjaman uang dalam jumlah banyak.
Kita harus menyambutnya dengan gembira dan meriah. Kita pun siap-siap memberikan laporan menyenangkan seputar pinjaman yang si bos berikan. “Dananya sudah saya gunakan dengan baik, bos.” Kurang lebih begitulah jawaban yang kita siapkan.
Kepada Obama, kita pun demikian. “Mr President, bantuan yang Anda berikan telah digunakan untuk memberantas teroris. Dulmatin telah tewas.”
Tak hanya tentang teroris. Orang-orang JIL, kaum SEPILIS juga akan melaporkan hal yang sama. Apakah sebuah kebetulan tiba-tiba saja ada rencana memidanakan nikah sirri? Apakah kebetulan tiba-tiba saja ada Uji Materi UU Penistaan Agama di MK? Dan apalah kebtulan tiba-tiba saja beberapa hari lalu pentolan JIL, Ulil Abshar Abdalla melakukan Orasi Kebudayaan di Taman Ismail Marzuki?
Tak ada yang kebetulan. Karena kita tahu sendiri, mereka selama ini bergerak dengan dana dari AS. Dan AS berkepentingan untuk itu karena mereka memiliki agenda sekulerisasi dan liberalisasi di Tanah Air. Paling tidak, jika ada utusan Obama yang bertanya kepada mereka tentang program apa yang telah dilakukan, dari dana yang sudah diberikan, jawabannya telah tersedia.
Ya, habis Century, terbitlah Dulmatin, dan Datanglah Obama.
Erwyn Kurniawan, Editor Maghfiroh Pustaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair?"

Oleh Abdullah Haidir, Lc * Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, 'Dahulu Rasulullah saw suka bercengkrama dengan kami, bahkan terhadap adik saya yang masih kecil dia bekata, يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?" (Muttafaq alaih) Abu Umair adalah kuniyah (nama panggilan) seorang bocah kecil. Dia memiliki burung kecil kesayangan sejenis burung pipit. Dalam bahasa Arab dipanggil Nughar. Agar sepadan dengan kata "Umair", maka kata 'nughar' beliau sebut dengan kata "nughair" yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tashgir. Ungkapan yang menunjukkan keakraban terhadap anak-anak sesuai dengan jiwa mereka. Jika hal ini diungkapkan oleh orang yang baru berusia belasan tahun, mungkin masih mudah dipahami. Tapi perkataan tersebut diungkapkan Rasulullah saw yang ketika itu ditaksir berusia lima puluh tahun ke atas. Hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah saw yang konstan dan utuh...

BANNER SAHABAT

Blogger Indonesia Entertainment Galaxy

Subhanallah…. Ada Sungai dalam Laut..!

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53) “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di b...