Oleh, Pizaro
Humas Kajian Zionisme Internasional
chandra on February 15th, 2010
Milan, harus menang. . .
jgn smpe kalah. . .
god luck!!! MILAN
moses on February 16th, 2010
Menang dari Hongkong
Red Devils: on February 16th, 2010
Milan itu bakal kalah tauuuu… !!!
MU bakal menang!!!
itu pasti….!!!
bener gag???
beneeeeeeerrrrrrr……..!!!!
Maykel: on February 16th, 2010
simpel aja sich….
milik Manchester United yang pasti.
deno on February 16th, 2010
ayo siapa berani taruhan ..
ku gadaikan surat tanah …
aku tetap megang milan siapa berani,, pendukung MU
buktikan nyalimu.
(Taken From Forum Turisinternet.com)
Republik Sepak Bola Sebagai Ideologi Baru
Saya tidak membayangkan jika sepakbola atas izin DPR menjadi Ideologi Negara. Saya tidak akan habis pikir, kala itu para supporter dari Sabang sampai Merauke membludaki Pemilihan Umum (PEMILU) dengan membuat partai masing-masing. The Jakmania pendukung fanatik Persija, membuat Partai The Jak. Dua kelompok suporter Persib, Viking dan Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), juga ingin bernafsu menguasai negara, mereka akhirnya sepakat mendirikan Partai Bomber Viking. Gegap gempita juga larut dalam semarak Sumatera, anak-anak Palembang yang mempunyai wadah Singa Mania, pendukung militan Sriwijaya FC atas mufakat kongres menamakan aspirasinya dan mendirikan Partai Singa. Lalu langkah itu dihajar oleh anak-anak supporter PSMS Medan menyisihkan dananya untuk membuat Partai Kampak.
Melihat saudara yang lainnya berbondong-bondong menyulap komunitasnya menjadi partai, Bonek tidak mau ketinggalan. Supporter beratribut hijau dan kerap terlihat rusuh ini, menampung semua aspirasi arek-arek Suroboyo dan tanpa edeng aling-aling mendirikan Partai Bondho Nekad ek Mania. Pun The Blues, Aremania, seteru abadi Bonek sampai ujung hayat ini, digdaya dengan mencetuskan Partai Aremania. Mereka melaunching Partai barunya di Alun-alun kota Malang yang dibanjiri lautan Manusia dan diresmikan dari Walikota hingga kepala desa. Semua sekolah diliburkan demi gengsi Kota Apel tercinta tersebut.
Pemilu yang ditunggu-tunggu akhirnya digelar. KPU sudah melist data ada 50 partai hasil inisiasi semua supporter sepakbola nusantara. Masing-masing partai bersama-sama warga melakukan kampanye dalam putaran yang sengit. Tak butuh waktu lama hasil PEMILU sudah dapat dicicipi. Muncul nama Bonek dan The Jak sebagai partai teratas dengan akumulasi suara terbanyak di setiap Dapil (daerah pemilihan).
Bonek hanya kalah telak di Jakarta, namun unggul kuat di Kalimantan. Begitu juga dengan The Oranges, Jakmania, basis suara mereka tepusat di Jakarta. Bahkan di seluruh kecamatan hanya berisi papan-papan yang rapih diisi irisan tinta Spidol membaris seperti semut sedang tawuran. Jakmania hanya kalah telak di Maluku. Ini wajar saja, sebab berkaca dari prediksi pengamat Politik dan hasil survey LSI, dugaan dominasi suara tersebut sudah diendus jauh-jauh hari. Draft perjanjian koalisi yang ditawarkan Bonek, dibalas janji pantang ingkar dari militansi provinsi kepulauan tersebutpun menjadi lisensi raupan suara Bonek di Timur Indonesia.
Jadilah perseteruan mereka tidak hanya berlangsung di rumput hijau tapi menjadi pada sentimentasi ranah politik hijau. Mereka mengutus calonnya masing-masing untuk berharap tuah menampuk kursi empuk Istana. Televisi-televisi kita menyiarkan secara langsung penandatanganan butir koalisi antara The Jak, Aremania, Singa Mania, dan LA Mania. Akhirnya nama terakhir yang pendukung fanatik Lamongan, pada detik-detik akhir memutuskan sikap politik gamangnya, karena tersekat antara primordialisme Timur Jawa, dan martabat Kota.
Dari mereka berlima, kesemuanya sepakat mengusung nama The Prince of Jakarta, Bambang Pamungkas sebagai calon penampuk kekuasaan RI 1. Jebolan diklat Salatiga yang sempat mengeyam panasnya Malaysian League dan klub EHC Norad Belanda, ini dinilai unggul utuh dari berbagai proporsi, baik kualitas, skill, dan raupan suara massa yang akan dihidangkan dalam gegap gempita Politik Nasional.
Namun lain padi, lain ilalang. Di kubu Bonek, perseteruan terjadi. Bonek ngotot menginginkan pemainnya untuk menjadi calon Presiden dan seteru Bambang nantinya. Namun namanya juga supporter sepakbola, gesekan tidak bisa dihindarkan apalagi pada sedimentasi politik yang sarat sensitivitas ini. Ternyata Bomber Viking, rekan koalisi Bonek memiliki perspektif berbeda. Persebaya dinilai tidak mewakili kekuatan sepakbola saat ini, posisi mereka terpuruk dalam kancah persepakbolaan Nasional. Bahkan mereka sendiri dihajar Persib dua kali, baik kandang dan tandang pada musim ini dan beritanya masih berasa panas, bukan lagi hangat. Hasilnya, Bomber Viking menikung. Batas minimum 2,5 persen memprovokasi nasionalisme Pasundan untuk mengajukan nama pemain topnya, Eka Ramdani, pemain cebol sekaligus gelandang lincah yang sudah kadung menjadi ikon Bandung. Jika anda main ke Bandung, anda dengan mudah mendapatkan butik pernak-pernik yang menjual asesoris Persib Bandung yang dimiliki oleh Kang Eka.
Dan apa yang terjadi, perseteruan semakin panas, Bonek mogok Pemilu dan mengkampanyekan boikot nasional. Fundamentalitas Timur Jawa sontak pecah. Jadilah Bambang Pamungkas melaju berdua melawan Kang Eka sendirian. Para suporter harap-harap cemas di rumah mereka, semua pengurus partai berkumpul di posko pemenangan masing-masing.
Dan dari hasil quick count, didapat tampilan bahwa pada detik injury time, Mas Bambang unggul dalam kejaran suara di setiap wilayah. Gocekan Eka Ramdhani dalam bidang politik, mampu disundul oleh kepalanya, dan,
“Gooool”
Mulai esok, Bambang Pamungkas menjadi presiden RI ke 6 kita. Sontak, negara ini kemudian berubah nama menjadi Republik Sepakbola Indonesia, para aggota DPRnya tergolong pengurus teras sepakbola dan pemain yang masih aktif hingga kini, termasuk Bonek. Konstitusi diganti, menjadi seperti konstitusi FIFA
Ya, jangan larut atas imajinasi konyol saya, karena ini hanya sekedar halusinasi dari orang digilakan atas menjamurnya sepakbola. Bagaimana sepakbola bukan lagi sekedar “agama ritual”, tapi sudah terkonversi menjadi ideology utuh dengan mekanismenya sendiri. Bayangkan FIFA mengancam akan mengeluarkan keanggotaan tim sepakbola suatu negara, jika Pemerintahnya berani mengintervensi. Coba saja anda bayangkan, negara saja tidak bisa mengintervensi. Karena itu pada kasus pidana yang menimpa Nurdin Halid sebagai ketua PSSI dalam sengkete korupsi di sebuah lembaga, Menpora, Adhyaksa Dault, tidak berani ikut campur, bisa-bisa kena kartu merah oleh Sepp Blater.
Konyol memang satu-satunya hiburan yang tidak bisa diintervensi negara adalah sepakbola. Sebuah kata yang tidak akan pernah kita bayangkan sedikitpun. Bagaimana “agama” baru ini yang mempunyai Undang-undangnya sendiri menundukkan semua elemen yang terkait dengan olahraga bundar tersebut.
Bahkan untuk menyambut kedatangan “Ibadah Haji” mereka, Indonesia sudah menyiapkan 13 tahun sebelumnya. Bayangkan jema’ah haji kitapun akan stress jika disuruh menunggu untuk waktu sekian lama tersebut, namun berlakukah sinonim perasaan tersebut bagi insan sepakbola? Apakah lama? Tidak, malah bikin penasaran. Ini tertangkap jelas, bahwa Nurdin Halid, ketua PSSI, masih optimis Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia, walau lamarannya sudah ditolak FIFA.
Republik Yang Memakan Rakyatnya
Dengan melihat mendunianya sepakbola. Saya bertanya nakal, adakah hubungannya militansi sepakbola di dalam lapangan berkaitan dengan kerjaan setan menggoda manusia? Adakah skenario tatanan dunia baru Yahudi menjamah walau hanya pada sebuah kulit bola. Kenapa sepakbola menjadi semacam agama, dan fanatisme sepakbola sudah melebihi militansi dari sebuah Ordo Templar sekalipun. Ini yang membuat saya tergerak meneliti kaitannya.
Saya ingin ketengahkan fakta betapa sepakbola bukan sekedar olahraga, akan tetapi tragedi. Anda jangan heran dengan aksioma dari kalimat tanya saya. Anda tahu berapakah akumulasi korban dari Trgaedi Heysel, Belgia, pada detik-detik menjelang Grand Ginal Piala Champions Eropa 1985 antara Juventus dan Liverpool? Dimana militansi Hooliganisme dan rasialisme pendukung Liverpool harus memberangus supporter juventus.
Eksesnya, Andrea Casula adalah bocah Italia berumur sebelas tahun yang meregang nyawa bersama 38 suporter sepak bola lainnya. Sebuah tregedi yang tak akan bisa dihapus dari catatan kelam “agama” Sepakbola. Saat tiga puluh dua mayat suporter Juventus, empat orang warga negara Belgia, dua orang Perancis serta seorang Irlandia tewas sekejap mata dalam sebuah stadion olahraga.
Saya melihat sendiri film dokumenter tentang Tragedi Heysel terseut, betapa seorang kakek memeluk cucunya dari tumpukan manusia yang saling berhimpitan: tanpa ada yang membantu, menolong, atau sekedar mencari bantuan.
Haru saya belum reda, ketika para Juventini (pendukung Juventus) berlarian menuju para pemain Juventus yang baru datang. Dengan air muka iba seorang supporter mengisahkan tentang kejadian yang baru saja mereka alami kepada pemain tersebut. Mereka masih memakai syal hitam putih di lehernya menahan pilu melihat kawan-kawan mereka ditarik dalam kondisi tanpa nafas.
Humas Kajian Zionisme Internasional
chandra on February 15th, 2010
Milan, harus menang. . .
jgn smpe kalah. . .
god luck!!! MILAN
moses on February 16th, 2010
Menang dari Hongkong
Red Devils: on February 16th, 2010
Milan itu bakal kalah tauuuu… !!!
MU bakal menang!!!
itu pasti….!!!
bener gag???
beneeeeeeerrrrrrr……..!!!!
Maykel: on February 16th, 2010
simpel aja sich….
milik Manchester United yang pasti.
deno on February 16th, 2010
ayo siapa berani taruhan ..
ku gadaikan surat tanah …
aku tetap megang milan siapa berani,, pendukung MU
buktikan nyalimu.
(Taken From Forum Turisinternet.com)
Republik Sepak Bola Sebagai Ideologi Baru
Saya tidak membayangkan jika sepakbola atas izin DPR menjadi Ideologi Negara. Saya tidak akan habis pikir, kala itu para supporter dari Sabang sampai Merauke membludaki Pemilihan Umum (PEMILU) dengan membuat partai masing-masing. The Jakmania pendukung fanatik Persija, membuat Partai The Jak. Dua kelompok suporter Persib, Viking dan Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), juga ingin bernafsu menguasai negara, mereka akhirnya sepakat mendirikan Partai Bomber Viking. Gegap gempita juga larut dalam semarak Sumatera, anak-anak Palembang yang mempunyai wadah Singa Mania, pendukung militan Sriwijaya FC atas mufakat kongres menamakan aspirasinya dan mendirikan Partai Singa. Lalu langkah itu dihajar oleh anak-anak supporter PSMS Medan menyisihkan dananya untuk membuat Partai Kampak.
Melihat saudara yang lainnya berbondong-bondong menyulap komunitasnya menjadi partai, Bonek tidak mau ketinggalan. Supporter beratribut hijau dan kerap terlihat rusuh ini, menampung semua aspirasi arek-arek Suroboyo dan tanpa edeng aling-aling mendirikan Partai Bondho Nekad ek Mania. Pun The Blues, Aremania, seteru abadi Bonek sampai ujung hayat ini, digdaya dengan mencetuskan Partai Aremania. Mereka melaunching Partai barunya di Alun-alun kota Malang yang dibanjiri lautan Manusia dan diresmikan dari Walikota hingga kepala desa. Semua sekolah diliburkan demi gengsi Kota Apel tercinta tersebut.
Pemilu yang ditunggu-tunggu akhirnya digelar. KPU sudah melist data ada 50 partai hasil inisiasi semua supporter sepakbola nusantara. Masing-masing partai bersama-sama warga melakukan kampanye dalam putaran yang sengit. Tak butuh waktu lama hasil PEMILU sudah dapat dicicipi. Muncul nama Bonek dan The Jak sebagai partai teratas dengan akumulasi suara terbanyak di setiap Dapil (daerah pemilihan).
Bonek hanya kalah telak di Jakarta, namun unggul kuat di Kalimantan. Begitu juga dengan The Oranges, Jakmania, basis suara mereka tepusat di Jakarta. Bahkan di seluruh kecamatan hanya berisi papan-papan yang rapih diisi irisan tinta Spidol membaris seperti semut sedang tawuran. Jakmania hanya kalah telak di Maluku. Ini wajar saja, sebab berkaca dari prediksi pengamat Politik dan hasil survey LSI, dugaan dominasi suara tersebut sudah diendus jauh-jauh hari. Draft perjanjian koalisi yang ditawarkan Bonek, dibalas janji pantang ingkar dari militansi provinsi kepulauan tersebutpun menjadi lisensi raupan suara Bonek di Timur Indonesia.
Jadilah perseteruan mereka tidak hanya berlangsung di rumput hijau tapi menjadi pada sentimentasi ranah politik hijau. Mereka mengutus calonnya masing-masing untuk berharap tuah menampuk kursi empuk Istana. Televisi-televisi kita menyiarkan secara langsung penandatanganan butir koalisi antara The Jak, Aremania, Singa Mania, dan LA Mania. Akhirnya nama terakhir yang pendukung fanatik Lamongan, pada detik-detik akhir memutuskan sikap politik gamangnya, karena tersekat antara primordialisme Timur Jawa, dan martabat Kota.
Dari mereka berlima, kesemuanya sepakat mengusung nama The Prince of Jakarta, Bambang Pamungkas sebagai calon penampuk kekuasaan RI 1. Jebolan diklat Salatiga yang sempat mengeyam panasnya Malaysian League dan klub EHC Norad Belanda, ini dinilai unggul utuh dari berbagai proporsi, baik kualitas, skill, dan raupan suara massa yang akan dihidangkan dalam gegap gempita Politik Nasional.
Namun lain padi, lain ilalang. Di kubu Bonek, perseteruan terjadi. Bonek ngotot menginginkan pemainnya untuk menjadi calon Presiden dan seteru Bambang nantinya. Namun namanya juga supporter sepakbola, gesekan tidak bisa dihindarkan apalagi pada sedimentasi politik yang sarat sensitivitas ini. Ternyata Bomber Viking, rekan koalisi Bonek memiliki perspektif berbeda. Persebaya dinilai tidak mewakili kekuatan sepakbola saat ini, posisi mereka terpuruk dalam kancah persepakbolaan Nasional. Bahkan mereka sendiri dihajar Persib dua kali, baik kandang dan tandang pada musim ini dan beritanya masih berasa panas, bukan lagi hangat. Hasilnya, Bomber Viking menikung. Batas minimum 2,5 persen memprovokasi nasionalisme Pasundan untuk mengajukan nama pemain topnya, Eka Ramdani, pemain cebol sekaligus gelandang lincah yang sudah kadung menjadi ikon Bandung. Jika anda main ke Bandung, anda dengan mudah mendapatkan butik pernak-pernik yang menjual asesoris Persib Bandung yang dimiliki oleh Kang Eka.
Dan apa yang terjadi, perseteruan semakin panas, Bonek mogok Pemilu dan mengkampanyekan boikot nasional. Fundamentalitas Timur Jawa sontak pecah. Jadilah Bambang Pamungkas melaju berdua melawan Kang Eka sendirian. Para suporter harap-harap cemas di rumah mereka, semua pengurus partai berkumpul di posko pemenangan masing-masing.
Dan dari hasil quick count, didapat tampilan bahwa pada detik injury time, Mas Bambang unggul dalam kejaran suara di setiap wilayah. Gocekan Eka Ramdhani dalam bidang politik, mampu disundul oleh kepalanya, dan,
“Gooool”
Mulai esok, Bambang Pamungkas menjadi presiden RI ke 6 kita. Sontak, negara ini kemudian berubah nama menjadi Republik Sepakbola Indonesia, para aggota DPRnya tergolong pengurus teras sepakbola dan pemain yang masih aktif hingga kini, termasuk Bonek. Konstitusi diganti, menjadi seperti konstitusi FIFA
Ya, jangan larut atas imajinasi konyol saya, karena ini hanya sekedar halusinasi dari orang digilakan atas menjamurnya sepakbola. Bagaimana sepakbola bukan lagi sekedar “agama ritual”, tapi sudah terkonversi menjadi ideology utuh dengan mekanismenya sendiri. Bayangkan FIFA mengancam akan mengeluarkan keanggotaan tim sepakbola suatu negara, jika Pemerintahnya berani mengintervensi. Coba saja anda bayangkan, negara saja tidak bisa mengintervensi. Karena itu pada kasus pidana yang menimpa Nurdin Halid sebagai ketua PSSI dalam sengkete korupsi di sebuah lembaga, Menpora, Adhyaksa Dault, tidak berani ikut campur, bisa-bisa kena kartu merah oleh Sepp Blater.
Konyol memang satu-satunya hiburan yang tidak bisa diintervensi negara adalah sepakbola. Sebuah kata yang tidak akan pernah kita bayangkan sedikitpun. Bagaimana “agama” baru ini yang mempunyai Undang-undangnya sendiri menundukkan semua elemen yang terkait dengan olahraga bundar tersebut.
Bahkan untuk menyambut kedatangan “Ibadah Haji” mereka, Indonesia sudah menyiapkan 13 tahun sebelumnya. Bayangkan jema’ah haji kitapun akan stress jika disuruh menunggu untuk waktu sekian lama tersebut, namun berlakukah sinonim perasaan tersebut bagi insan sepakbola? Apakah lama? Tidak, malah bikin penasaran. Ini tertangkap jelas, bahwa Nurdin Halid, ketua PSSI, masih optimis Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia, walau lamarannya sudah ditolak FIFA.
Republik Yang Memakan Rakyatnya
Dengan melihat mendunianya sepakbola. Saya bertanya nakal, adakah hubungannya militansi sepakbola di dalam lapangan berkaitan dengan kerjaan setan menggoda manusia? Adakah skenario tatanan dunia baru Yahudi menjamah walau hanya pada sebuah kulit bola. Kenapa sepakbola menjadi semacam agama, dan fanatisme sepakbola sudah melebihi militansi dari sebuah Ordo Templar sekalipun. Ini yang membuat saya tergerak meneliti kaitannya.
Saya ingin ketengahkan fakta betapa sepakbola bukan sekedar olahraga, akan tetapi tragedi. Anda jangan heran dengan aksioma dari kalimat tanya saya. Anda tahu berapakah akumulasi korban dari Trgaedi Heysel, Belgia, pada detik-detik menjelang Grand Ginal Piala Champions Eropa 1985 antara Juventus dan Liverpool? Dimana militansi Hooliganisme dan rasialisme pendukung Liverpool harus memberangus supporter juventus.
Eksesnya, Andrea Casula adalah bocah Italia berumur sebelas tahun yang meregang nyawa bersama 38 suporter sepak bola lainnya. Sebuah tregedi yang tak akan bisa dihapus dari catatan kelam “agama” Sepakbola. Saat tiga puluh dua mayat suporter Juventus, empat orang warga negara Belgia, dua orang Perancis serta seorang Irlandia tewas sekejap mata dalam sebuah stadion olahraga.
Saya melihat sendiri film dokumenter tentang Tragedi Heysel terseut, betapa seorang kakek memeluk cucunya dari tumpukan manusia yang saling berhimpitan: tanpa ada yang membantu, menolong, atau sekedar mencari bantuan.
Haru saya belum reda, ketika para Juventini (pendukung Juventus) berlarian menuju para pemain Juventus yang baru datang. Dengan air muka iba seorang supporter mengisahkan tentang kejadian yang baru saja mereka alami kepada pemain tersebut. Mereka masih memakai syal hitam putih di lehernya menahan pilu melihat kawan-kawan mereka ditarik dalam kondisi tanpa nafas.
Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 - 0. Michel Platini yang kini jadi nahkoda UEFA, mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Zbigniew Boniek dilanggar oleh pemain Liverpool. Berartikah arti kemenangan itu bagi pendukung Juventus? Tidak berarti apa-apa. Tiga puluh dua nyawa rekan mereka lebih berarti tinimbang sebuah piala berwarna perak yang membisu. Jika sekarang anda berada di Turin, Italia, dan bertanya kepada seorang saksi mata tentang tragedi tersebut, mata mereka berubah memerah adalah tanda memori itu belum lekang dimakan waktu. Untuk mengakhiri kata, sesekali mungkin mereka akan berkata, “Listen to me, Football is not only as a Sport” dan setetes air mata jatuh dari dua buah pipinya.
Seperti dikutip wikipedia, setelah penyelidikan lebih lanjut, pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa kesalahan sepenuhnya ada di pihak Liverpool. Bahkan kemudian, pada tanggal 31 Mei 1985, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA (Football Association-PSSInya Inggris) untuk melarang tim-tim Inggris bermain di kancah Eropa. Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untuk melarang semua klub sepakbola Inggris untuk melakukan pertandingan di seluruh Eropa untuk "waktu yang belum ditentukan".
Namun, pada tanggal 6 Juni putusan itu berubah menjadi pelarangan bertanding di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Sanksi ini tidak berlaku untuk Timnas Inggris.
Tahan air mata anda, sebab itu bukanlah tragedi terparah dalam ensiklopedia sepakbola. Sekarang anda saya ajak ke Liverpool, Kota Studio Musik The Beatles, Abbey Road. Ada kegiatan yang tidak biasanya terjadi di Inggris, pada hari Rabu 15/4/2009, para Liverpudlian (sebutan pendukung Liverpool FC) di seluruh dunia mengenang hari terkelam dalam sejarah perjalanan Liverpool. Di Anfield, air mata kembali menetes mengenang 20 tahun tragedi Hillsborough.
Sebanyak 96 orang fans Liverpool tewas dalam insiden di dalam Stadion sederhana di Kota Sheffield itu. Mereka terhimpit dalam kekacauan jelang laga semifinal Piala FA antara Liverpool kontra Nothingham Forest medium 1989.
Tragedi Hillsborough adalah tragedi yang mengakibatkan kematian para penonton yang begitu menyayat. Saling berjejalan antara penonton pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough menjadi pemicu 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool.
Sebagai bentuk peringatan tragedi tersebut, di Liverpool, Sheffield dan Nottingham diadakan mengheningkan cipta selama dua menit tepat pada pukul 3:06 sore. Itu merupakan waktu di mana pertandingan dinyatakan dibatalkan pada 15 April 1989.
Semua menangis, mengingat sejarah kelam sepakbola Britania Raya. Ironisnya lima anak remaja yang baru berumur empat belas tahun kala itu, yakni Lee Nicol, Paul Brian Murray, Philip Hammond, Thomas Anthony Howard, Adam Edward Spearritt menjadi saksi mati dalam gurita kalut tersebut. Hilanglah lima generasi penerus rakyat Britania. Ya, lagi-lagi Sepakbola.
Seperti dilansir situs Beritabola.com Menteri Kebudayaan, Media dan Olahraga Inggris, Andy Burnham, juga telah meminta pihak kepolisian serta pelayanan publik serta pemerintah setempat untuk mempublikasikan semua bukti yang terkait dengan kejadian tersebut demi mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi pada bencana itu.
Dan anda tahu kenapa stadion di Inggris memiliki arsitektur berbeda dari stadion di belahan dunia lainnya? “Tragedi Hillsborough kemudian mengubah wajah sepakbola Inggris secara menyeluruh. Pagar pembatas antara penonton dan lapangan dihilangkan dari seluruh stadion di Inggris, selain itu tribun berdiri juga ditiadakan lagai. Budaya menonton fans Inggris juga ikut mengalami perubahan menyusul kejadian tersebut” tulis beritabola.
Seperti dikutip wikipedia, setelah penyelidikan lebih lanjut, pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa kesalahan sepenuhnya ada di pihak Liverpool. Bahkan kemudian, pada tanggal 31 Mei 1985, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA (Football Association-PSSInya Inggris) untuk melarang tim-tim Inggris bermain di kancah Eropa. Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untuk melarang semua klub sepakbola Inggris untuk melakukan pertandingan di seluruh Eropa untuk "waktu yang belum ditentukan".
Namun, pada tanggal 6 Juni putusan itu berubah menjadi pelarangan bertanding di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Sanksi ini tidak berlaku untuk Timnas Inggris.
Tahan air mata anda, sebab itu bukanlah tragedi terparah dalam ensiklopedia sepakbola. Sekarang anda saya ajak ke Liverpool, Kota Studio Musik The Beatles, Abbey Road. Ada kegiatan yang tidak biasanya terjadi di Inggris, pada hari Rabu 15/4/2009, para Liverpudlian (sebutan pendukung Liverpool FC) di seluruh dunia mengenang hari terkelam dalam sejarah perjalanan Liverpool. Di Anfield, air mata kembali menetes mengenang 20 tahun tragedi Hillsborough.
Sebanyak 96 orang fans Liverpool tewas dalam insiden di dalam Stadion sederhana di Kota Sheffield itu. Mereka terhimpit dalam kekacauan jelang laga semifinal Piala FA antara Liverpool kontra Nothingham Forest medium 1989.
Tragedi Hillsborough adalah tragedi yang mengakibatkan kematian para penonton yang begitu menyayat. Saling berjejalan antara penonton pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough menjadi pemicu 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool.
Sebagai bentuk peringatan tragedi tersebut, di Liverpool, Sheffield dan Nottingham diadakan mengheningkan cipta selama dua menit tepat pada pukul 3:06 sore. Itu merupakan waktu di mana pertandingan dinyatakan dibatalkan pada 15 April 1989.
Semua menangis, mengingat sejarah kelam sepakbola Britania Raya. Ironisnya lima anak remaja yang baru berumur empat belas tahun kala itu, yakni Lee Nicol, Paul Brian Murray, Philip Hammond, Thomas Anthony Howard, Adam Edward Spearritt menjadi saksi mati dalam gurita kalut tersebut. Hilanglah lima generasi penerus rakyat Britania. Ya, lagi-lagi Sepakbola.
Seperti dilansir situs Beritabola.com Menteri Kebudayaan, Media dan Olahraga Inggris, Andy Burnham, juga telah meminta pihak kepolisian serta pelayanan publik serta pemerintah setempat untuk mempublikasikan semua bukti yang terkait dengan kejadian tersebut demi mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi pada bencana itu.
Dan anda tahu kenapa stadion di Inggris memiliki arsitektur berbeda dari stadion di belahan dunia lainnya? “Tragedi Hillsborough kemudian mengubah wajah sepakbola Inggris secara menyeluruh. Pagar pembatas antara penonton dan lapangan dihilangkan dari seluruh stadion di Inggris, selain itu tribun berdiri juga ditiadakan lagai. Budaya menonton fans Inggris juga ikut mengalami perubahan menyusul kejadian tersebut” tulis beritabola.
Kita balik ke negara kita, sebuah tragedy dengan derajat yang berbeda dari Heysel dan Hillsborough namun pelik mencuat pada musim 1986/1987. Tiga belas pendukung PSIS menjadi tumbal. Mereka tewas dalam kerusuhan di dekat rel listrik melawan suporter Persebaya, sebagian besar karena kesetrum pasca laga PSIS Semarang melawan Persebaya.
Ketika itu, dalam waktu normal, skor sebenarnya 1-1. Persebaya unggul dulu lewat Budi Johanis, sementara PSIS menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas Ribut Waidi. Gol Ribut ini sempat diprotes karena dicetak --menurut Persebaya-- sebelum wasit Djaja Mujahidin meniup peluit tanda boleh dilakukannya eksekusi. Tapi Djaja bergeming. Gol itu tetap dinyatakannya sah, dan protes Persebaya tak dikabulkan. Di babak perpanjangan waktu, Syaiful Amri mengubur mimpi balas dendam Persebaya. Oleh sebab itu seperti dilansir Harian Suara Merdeka, laga final PSIS dan Persebaya, yang semestinya diadakan di Jawa, pindah menyebrang menuju Manado. Suatu hal yang jarang dilakukan oleh petinggi PSSI sampai detik ini.
Belum kemudian kita hitung berapa banyak orang yang tertikam, jatuh dari kereta, terjun dari stadion, dikeoroyok seperti Fathul Mulyadin, The Jakmania, oleh sekelompok suporter Persipura seusai semifinal pertama Liga Djarum antara Persipura vs PSMS pada tahun 2008. Seperti Beri Mardias, remaja dari Kota Padang pasca lakon Persija Vs Semen Padang pada medio 2002, yang tewas dikeroyok sekelompok orang berkostum oranye. Atau Fajar Widya Nugraha yang terhimpit oleh desakan penonton yang meninggal di Stadion Kanjuruan, Malang. Entah Fajar, Beri, Fathul mana lagi yang akan dijadikan tumbal atas arogansi penonton dan fanatisme berlebih atas nama Sepakbola.
Ya sepakbola berkembang bukan sekedar olahraga…
Kamuflase Simbologi Pagan dalam Sepakbola
Saya mencoba melakukan hipotesa, syukur-syukur tidak salah. Jika anda di Jakarta, saya berniat mengajak anda jalan-jalan ke Stadion Lebak Bulus Jakarta. Tempat dimana almarhum Fathul menghabiskan waktunya menyaksikan laga tim kesayangan.
Stadion ini tidak jauh dari Jakarta, hanya sekali menumpang bus umum dari tempat saya mengetik ini. Dengan menaiki bus 509 jurusan Rambutan-Pasar Rebo, tidak terasa kita sudah sampai di moncong Satdion Mini namun sesak tersebut.
Lalu mari kita coba untuk masuk. Jika hari libur biasanya stadion ini tidak memungut bayaran. Lantas, ketika kita sudah berada dalam stadion, saya ajak anda naik ke tribun VIP, dan lihatlah lapangan sepakbola ini. Apakah ada yang ganjil ketika anda melihat sebuah garis melingkar bertitik putih di tengahnya? Bagi saya iya.
Lambang atau lingkaran dengan sebuah titik ditengahnya merupakan bagian dari kepercayaan olkut dan satanisme. Jika phallus melambangkan sisi kelaki-lakian di monument Obelisk, dalam tradisi Kabbalah lingkaran ini lebih mencirikan perlambang feminitas.
Seperti dikatakan Albert G. Mackey bahwa sebuah titik yang berada ditengah lingkaran merupakan sebuah kepercayaan Kabbalis terhadap Lucifer. Karena itu cahaya yang merupakan Lucifer juga memiliki makna dewa matahari. Matahari dipuja sebagai personifikasi yang memberi hidup dewa di Babel, Mesir, Yunani, Romawi, dan sejarah peradaban besar lainnya. Simbol yang lebih umum adalah wajah yang akrab di tengah sinar matahari.
Lalu sekarang kita coba turun sejenak menghampiri stadion ini, dan mari kita hitung bersama-sama berapakah jumlah garis dari satu gawang permainan ke gawang depan lainnya secara berurutan. Ada sebelas, lalu jika kita hitung garis sisi kiri dan kanan yang berjumlah dua, dan kita akumuluasi maka kesemuanya akan berjumlah tiga belas.
Dalam tradisi Pagan, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius. Karenanya, tak heran. Di dasar piramida terdapat angka Romawi yang jika diterjemahkan ke dalam tulisan latin memiliki makna 1776, tahun kemerdekaan negara Amerika. Lapisan batu yang membentuk piramida ada 13 lapis yang menyimbolkan ke-13 suku yahudi.
Angka tiga belas ternyata tidak sendiri. Bersama-sama dengan angka 11 dan 666 angka ini adalah angka keramat. Dan anda boleh tidak percaya boleh iya, berapakah jumlah pemain sepakbola di tiap kesebelasan? Ya semuanya berjumlah sebelas.
Angka sebelas telah lama diidentikan dengan pekerjaan Iblis. Anton LaVey, pendiri Gereja Setan dunia, memilih angka 11 ketika dirinya menyusun 11 Pasal Setan di Bumi (The Eleven Satanic Rules of the Earth) dan memilih angka 9 untuk menyusun The Nine Satanic Statements. LaVey telah lama memilih angka 11 dan 9 sebagai angka setan.
Dalam setting yang berbeda, angka 11 juga merepresentasikan Dosa, Pelanggaran, dan Resiko. Jika angka 10 melukiskan kesempurnaan, maka angka 11 menyimbolkan sesuatu yang lebih. Jika dipisah (1 + 1 = 2) maka akan ditemukan sebuah dualitas yang saling berhadapan dan setara: Lucifer dan Tuhan, Kegelapan dan Cahaya.
Angka 11 adalah angka penuh kesucian. Jika angka 11 dikalikan dengan angka sempurna, 3, maka akan didapat angka 33, sebuah angka yang amat penting bagi dunia Okultisme. Tahun 1933 merupakan tahun lahirnya Manifesto Humanis, sebuah gerakan dari para Kabbalis. Pun Simbol-simbol dalam Astrologi (Zodiak) juga berjumlah 11.
Alhasil bukankah seluruh lapangan sepakbola standar nasional memiliki wajah serupa? Jika anda di Lamongan tidak perlu ke Lebak Bulus, cukup pergi ke Stadion Suryajaya, Lamongan. Jika anda di Jayapura, silahkan masuk ke Stadion Mandala. Jika anda bersebelahan dengan Jayapura, silahkan menuju Stadion Pendidikan, Wamena. Jika anda di Bandung, pijakkan kaki di Stadion Jalak Harupat, Soreang. Jika anda berada di Makassar, tidak perluh berabuh di Senayan, cukup pandangi dalam-dalam Stadion Andi Matalata, Matoangin Makassar. Ya Semuanya sama, akan mendapatakan stadion sepakbola yang penuh misteri simbol-simbol pagan.
Liga Champions Eropa dan Skenario Zionisme untuk menidurkan Umat
Liga Champions (LC) kembali tiba. Semua mata terbuka. Yang tidur mulai terjaga. Menumpuknya tugas menjadi lupa, dan anak remaja siap-siap besok untuk alpa. Karena guru fisikanya sudah diganti oleh Ricardo Kaka. Jadwal guru seni diisi oleh Lionel Messi. Sekolahnya pun pindah ke Barcelona. Kepala Sekolahnya adalah wasit dari Italia. Tempat ujian Nasionalnya diambil oleh Eropa. Siapa yang mau ikut kesana? Mari kita menonton sepak bola.
Makna banyaknya jumlah tayangan LC ditengah sudah letihnya para pemain untuk bertanding di ujung weekend memiliki arti yang mendalam. Munculya LC di belahan Eropa tidak sekdear ajang untuk mempertaruhkan gengsi antar dunia. Jangan tanya UEFA jika tidak ada faktor uang di belakangnya, semakin banyak pertandingan yang mampu diekspos di layar kaca, maka semakin bergelimanglah asset finansial UEFA.
Cerita lain juga mengemuka kala permainan bos-bos judi sudah bermain. Pasar taruhan yang menjamur di Eropa mendapat semprotan finansial yang tak sedikit dari UEFA. Bayangkan demi sebuah judi saja, Juventus, klub besar Italia dengan reputasi mendunia, berani mempertaruhkan nama baik klubnya dengan terlibat dalam skandal penganturan skor.
Jangankan tim besar, beberapa tahun lalu, sembilan orang telah ditangkap pihak kepolisian Italia menyusul dugaan terlibat dalam kasus penganturan skor. Presiden Potenza, Giuseppe Postiglione, menjadi salah satu pihak yang ditangkap polisi. Selain Postiglione, direktur olahraga Pro Vastese, Luca Evangelista, juga turut ditangkap polisi. Meski telah ditangkap atas kasus dugaan pengaturan skor dan kasus taruhan ilegal, sembilan orang tersebut belum dijatuhi hukuman.
Satu pertandingan yang kini tengah dalam penyelidikan adalah laga Serie B antara Ravenna dan Lecce pada 26 April 2008 lalu. Kabarnya Postiglione diduga ikut bertaruh dan memenangkan taruhan sebesar 86 ribu euro (sekitar Rp1,2 miliar). Menurut laporan media Italia, 10 pertandingan lainnya juga tengah diselidiki atas kemungkinan memiliki hubungan dengan Mafia Italia.
Modusnya tidak berhenti disitu, satu mengayuh dua pulau terlampaui. Sialnya bagi umat muslim jadwal pertandingan LG membuat anda yang beragama muslim ini dapat tertidur atau paling tidak lebih mendahulukan “sajadah hijau” bernama rumput daripada sajadah asli yang tergeletak kering kala Shubuh menyingsing tersebut, karena sang Imam mesjid juga asyik membela tim kesayangannya.
Selain itu, jika anda berkunjung ke situs UEFA LC, anda akan langsung disuguhkan gambar bola besar, berbintang delapan yang menyisakan 5 area kosong. Ya itu adalah lambang khas dari LC sejak turun temurun. Uniknya, logo bintang menyerupai bola itu tidaklah sekedar perlambang martabat LC, karena selain lambang bintang adalah tampilan pentagram dalam drama tradisi Yahudi, angka 13 hasil dari jumlah pentagram ditambah 5 ruang kosong tersebut juga sudah turut kita bahas sebagai angka dalam misi suci Paganisme.
Turun sedikit kebawah, masih dalam situs LC tersebut, anda akan dihamparkan cahaya terang yang menyinari lambang Piramida Adidas. Jama’ah Dewa Matahari Luciferian mana yang tidak pandai megambil makna mendalam dari gamabaran itu.
Untuk menangkap kesan penjualan nilai-nilai Kaballah dalam tradisi LC. Master Card amat getol menyumbang dana sebagai sponsor utama LC. Mastercard adalah perushaan Yahudi yang dimiliki oleh lebih dari 25.000 institusi keuangan yang menerbitkan kartunya. MasterCard adalah merek dari kartu kredit yang diterbitkan perusahaan tersebut. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh United California Bank, Wells Fargo, Crocker National Bank, dan Bank of California, dengan tujuan untuk menyaingi BankAmericard yang diterbitkan oleh Bank of America. Bukankah perbankan Ribawi juga diciptakan oleh Ksatria templar?
Simbol kuno Mastercard ini tampilannya Yahudinya dibentuk oleh dua buah lingkaran yang bersambungan dan merupakan bagian dari geometri keramat. "Piscis" merujuk kepada fakta bahwa bagian pada tengahnya menyerupai seekor ikan (piscis). Arti mistiknya selalu diselimuti misteri namun umumnya sependapat bahwa simbol tersebut merepresentasikan prinsip wanita - yaitu "pukas Dewi. Merujuk penjelasan John Yarker, bahwa Vesica Piscis, dua buah lingkaran yang bersambungan, juga dikenal sebagai "Yoni". Nama "Yoni" menunjuk pada bagian tengah dari lingkaran yang bersambungan, berasal dari kata Sansekerta yang berarti, "jalan ketuhanan". Yoni adalah feminin, Yoni harus dipandang sebagai jalan ketuhanan yang menjadi sebuah korelasi kepada seks, atau penyatuan laki-laki/perempuan. Inilah pertaliannya, dan hal itu berhubungan dengan kelahiran kembali serta regenerasi tetap yang merupakan sebuah kepercayaan dasar yang sangat inti dari pondasi struktural Okult.
Lalu Pentakel atau Pentagram yang mewakili delapan bintang lambang LC adalah sebuah simbol standar untuk penyihir, Freemason, dan banyak lainnya okultisme pagan atau kelompok. Untuk penyihir, hal itu mewakili keempat elemen dasar (angin, air, tanah dan api) ditambah panteistik makhluk rohani seperti Gaia atau Ibu Bumi. Pentagram juga "digunakan untuk perlindungan. Untuk membuang energi, atau untuk membawa kepada Anda, tergantung pada bagaimana itu diambil," tulis seorang pengunjung Wiccan. Bandingkan dengan link berikutnya.
Zionisme dan Sepakbola memiliki kaitan yang erat. Mereka tidak hanya bercumbu pada kamuflase semu atasnama olahraga. Ternyata dari awal unsur-unsur dari simbolisasi pagan sudah berbaur. Tanpa kita sadari itu yang kita saksikan setiap saat, minggu, hari, jam, detik disiarkan di TV-TV yang juga kental dengan isi Yahudi: Starsports, ESPN, dan lainnya. Dan seperti keinginan zionisme, kita menjadi lupa bahwa tugas kita di dunia amatlah berat, dan bahwa dunia hanyalah permainan adalah pasti.
Jadi menurut saya wajar saja jika ada banyak penonton mabuk saat Liverpool jumpa MU. Pantas saja supporter Leeds United mati ditikam supporter Galatasaray. Pantas saja pemain kita yang sama-sama Muslim dan sudah dikhitan itu suka kelahi di lapangan dan suporternya adu jotos di luar stadion. Dan pantas saja kita yang nonton pun juga ogah beranjak dari layar kaca walau panggilan adzan sudah masuk ke ujung kuping. Wong semuanya lagi pada ditemani SETAN.
http://www.facebook.com/rizki.ridyasmara?ref=ts#!/notes/pizaro-counselor/republik-sepakbola-cerita-lain-perjalanan-zionisme-dari-fanatisme-suporter-hingg/312377349647
i love football
BalasHapus..... sayang MU ga lolos....
BalasHapusserem juga critanya,.
BalasHapusbngung nih mau koment apa..