JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fachri Hamzah mempertanyakan wacana pemakzulan yang seolah-olah tabu dibicarakan seiring dinamika yang terjadi di Pansus Hak Angket Bank Century.
Padahal, menurut Fachri, pembicaraan soal pemakzulan justru dimulai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri saat membacakan hasil pertemuannya dengan sejumlah pimpinan lembaga negara di Bogor, beberapa waktu lalu.
"Pemakzulan kan yang mulai SBY sendiri. Kemudian, ada tanggapan terhadap pernyataan pemerintah bahwa seolah-olah dalam sistem presidensial tidak ada pemakzulan. MK sudah bikin tata cara pemakzulan kok, masak kita bilang tidak ada pemakzulan. Terus, kenapa sekarang jadi alergi ngomong pemakzulan?," kata Fachri di Gedung DPR, Jakarta, Sealsa (2/2/2010).
Menurut dia, pemerintah ataupun partai pendukungnya tak perlu alergi atau berlebihan menanggapi wacana pemakzulan. "Enggak boleh alergi. Pemakzulan itu juga bagian dari sistem demokrasi. Pemakzulan atau menjatuhkan pemerintah bagian dari permainan demokrasi. Kalau enggak salah, jangan takut. Diperiksa, dipenjara, biasa saja. Santai, lah," ujar Wakil Ketua Komisi III itu.
Wacana pemakzulan berkembang setelah pernyataan pemerintah dan seiring berkembangnya kerja Pansus Angket Bank Century yang turut memeriksa mantan Gubernur BI, yang kini menjabat Wakil Presiden, Boediono.
Kasus Century, dikatakan Fachri, sudah terang benderang dan tak ada yang bisa ditutup-tutupi. "Kasusnya terlalu terang benderang, enggak ada yang bisa disembunyikan. Temuan sudah terlalu banyak. Kalau ada yang harus bertanggung jawab, itu hanya konsekuensi," ujar Fachri, yang juga anggota Pansus Angket Kasus Bank Century.
Sejauh ini, PKS sendiri sudah menemukan lebih dari 50 kejanggalan. Kesimpulan fraksi selengkapnya akan disampaikan pada 4 Februari.
http://nasional.kompas.com/read/2010/02/02/13505761/PKS:.Yang.Pertama.Bicara.Pemakzulan.SBY.Kok.Jadi.Alergi..
Komentar
Posting Komentar