Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2009

Sayap yang tak Pernah Patah

Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah kasih Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka 'majnun' lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas. Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung: O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati Mari kita ikut berbelasungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. Atau jika mereka adalah kamu sendiri, maka terimalah ucapan belasungkawaku, dan belajarlah mengasihani dirimu sendiri. Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai di sana. "...

Kelezatan Ruhani

Cinta misi hanya bersemi pada nurani yang hidup. Tapi dari manakah nurani kita menemukan kehidupan? Dari cinta Allah dan cinta kebenaran. Inilah cintanya cinta. Denyut kehidupan nurani adalah tanda-tandanya. Cinta misi adalah buahnya. Cerita-cerita keagungan yang kita warisi dari sejarah sesungguhnya merupakan menampakan cinta misi dari waktu ke waktu. Ia mengejahwantah pada karya-karya ilmiah para ulama, pada darah dan air mata syuhada, pada keadilan para pemimpin, pada kasih sayang para duat, pada kelembutan para guru. Tidak ada karya besar tanpa cinta misi. Itu yang membuat cinta ini jadi teramat agung. Sekaligus rumit. Karena seluruh isinya adalah karya. Adalah kerja. Adalah memberi. Tanpa pernah terpengaruh oleh penerimaan dan penolakan. Penerimaan mungkin menguatkannya. Tapi penolakan tidak mengendurkannya. Pertanyaan kemudian muncul disini. Dari mana mereka menemukan energi itu? Apa yang membuat mereka sanggup berkarya dan memberi terus menerus, sementara kadang atau bahkan seri...

Karena Jiwa Punya Hajat

Keagungan. Keluruhan. Ketinggian. Hanya itu yang ada pada misi cinta. Romantika juga ada. Tapi tetap dalam bingkai itu. Kita sebut romantika perjuangan. Seperti ketika kita memandang indahnya pelangi yang menggores langit. Mengagumkan. Mempesona. Tapi ada jarak. Itu keindahan yang dilukis oleh nilai: kekuatan yang memvisualisasi sisi malaikat dari dalam diri kita diatas kanvas kenyataan, lalu melegenda dalam riwayat sejarah. Tapi manusia tercipta dari tanah. Dan tanah punya tabiatnya sendiri. Juga punya rasa, punya mau, punya hajatnya sendiri. Juga punya permintaannya sendiri dari asal usul ini, kehidupan manusia tersublimasi menjadi riwayat yang rumit dan kompleks. Begitu juga cinta yang lahir dari sini. Kalau dalam cinta misi perasaan bergerak mengikiti pikiran dan nilai, dalam cinta perasaan dan jiwa bergerak memenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan akan kegenapan. Kebutuhan akan kesatuan. Sendiri. Sepi. Itu musuh jiwa manusia. Sebab alam ini termasuk kita tercipta berpasangan. Begi...

Indahnya Memberi (M. Anis Matta, Lc)

Cinta itu indah. Kerena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih dan berbahagia karenanya. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin atau bisa jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama. Sebab, adalah hakikat di alam selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga. Itu juga yang membedakan para pencinta sejati dengan para pencinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu beikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahaya...